Sementara itu, Direktur Pengadaan Bulog, Prihasto Setyanto, memastikan ketersediaan stok beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir tahun 2025. Per 15 Oktober, total stok beras yang dikelola Bulog mencapai 3,87 juta ton.
Ia menjelaskan stok tersebut tersebar di 26 kantor wilayah seluruh Indonesia. Jawa Timur menjadi penyangga terbesar dengan stok hampir 1 juta ton, disusul Jawa Barat lebih dari 600 ribu ton, dan Jawa Tengah hampir 300 ribu ton.
“Kita punya stok besar sekali, ada di mana-mana. Artinya apabila ada penugasan pada Bulog untuk kegiatan bantuan pangan, terkait dengan SPHP, kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh pemerintah,” tegas Prihasto.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Jika dilihat dari usia simpan beras, ia merinci untuk usia lebih dari 1 tahun terdapat 271 ribu ton, usia 7-12 bulan: 1,16 juta ton, usia 4-6 bulan: 1,8 juta ton, usia 2-3 bulan: 327 ribu ton, dan usia 0,5-1 bulan: 170 ribu ton
Prihasto menekankan bahwa Bulog memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) ketat untuk menjaga kualitas beras, terutama untuk stok berusia lebih dari satu tahun.
“Kita akan lihat situasi kondisinya secara rutin, harus dianalisis mutunya. Jangan sampai diberikan kepada masyarakat berasnya menjadi beras yang tidak bermutu,” ujarnya.
Proses pemantauan kualitas dilakukan secara berkala untuk memastikan beras yang disalurkan memenuhi standar pemerintah.
“Kalau memang beras itu warnanya kurang baik, ya kita akan proses supaya beras itu layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat,” tambahnya.
