KETUA DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio, SE, meninjau langsung proses pengambilan sampel sedimentasi di Sungai Sukalila, Rabu (15/10/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi antara DPRD Kota Cirebon, Pemerintah Daerah, dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk–Cisanggarung (BBWS Cimancis) terkait rencana normalisasi Sungai Sukalila yang dijadwalkan dimulai pada awal tahun 2026.
Tim teknis BBWS Cimancis mengambil sampel sedimen di tiga titik lokasi, yakni di segmen sungai arah Pelabuhan (Jalan Nelayan), area tengah sungai (Jalan Kalibaru Utara), serta titik dekat Tempat Pembuangan Sementara (Jalan KS Tubun).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Proses pengambilan dilakukan menggunakan dua alat, yaitu sediment grabber untuk mengambil sedimen dasar dan USDH59 untuk sedimen layang.
Ketua DPRD Kota Cirebon, Andrie Sulistio, menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium dari sampel tersebut akan menjadi dasar penentuan langkah lanjutan, terutama mengenai pengelolaan material sedimen.
“Kami memastikan proses berjalan sesuai jadwal. Pengambilan sampel ini dilakukan untuk mengetahui apakah lumpur di Sungai Sukalila bisa dimanfaatkan atau termasuk kategori limbah B3,” ujarnya.
Ia menegaskan, pengujian laboratorium menjadi tahapan penting agar proses normalisasi nanti sesuai dengan kaidah lingkungan dan regulasi yang berlaku. DPRD, bersama Pemkot Cirebon dan BBWS Cimancis, berkomitmen untuk menata kawasan Sungai Sukalila secara menyeluruh, baik dari aspek lingkungan maupun sosial.
“Insya Allah proses relokasi dan pengerukan sedimentasi dapat terlaksana dengan baik. Penataan ini diharapkan menciptakan kawasan yang tertib, bersih, dan bebas banjir, sekaligus menjadi ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat Kota Cirebon,” tutur Andrie.
Sementara itu, Dimas Harya, Jabatan Fungsional Pengelola SDA Ahli Pertama BBWS Cimancis, menjelaskan bahwa seluruh sampel sedimen akan dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui kandungan air, sedimen layang, dan sedimen dasar.
“Dari hasil pengujian nanti akan diketahui kualitas sedimen serta kelayakannya untuk dibuang atau dimanfaatkan. Kami akan berkoordinasi dengan pimpinan terkait proses pengujian di laboratorium, dan hasilnya diperkirakan keluar dalam satu hingga dua minggu ke depan,” jelasnya.