BOM meledak di luar rumah salah satu jurnalis investigasi terkemuka Italia. Ledakan merusak dua mobil milik keluarganya hingga memicu pesan solidaritas untuk sang wartawan dari rekan-rekan dan politikus.
Sigfrido Ranucci, pembawa acara program mingguan “Report” di stasiun penyiaran pemerintah RAI, berada di bawah perlindungan polisi selama bertahun-tahun.
Ranucci mengatakan dirinya dan redaksinya menerima berbagai macam ancaman secara berkala, termasuk tembakan.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Bom sederhana dengan berat sekitar 1 kilogram, ditanam di luar gerbang depan rumah Ranucci di Campo Ascolano, sekitar 30 kilometer (19 mil) selatan Roma.
Bom tersebut meledak pukul 22.17 waktu setempat, Kamis, 16 Oktober, sekitar 20 menit setelah ia kembali ke rumah. Ledakan menghancurkan dua mobil—satu milik Ranucci dan satu lagi milik putrinya.
Tidak ada yang terluka, Ranucci mengatakan “selain syok, semuanya baik-baik saja”.
Kantor berita ANSA melaporkan jaksa anti-mafia telah membuka penyelidikan atas kerusakan kriminal dengan keadaan yang memberatkan akibat metode ala mafia.
Awal pekan ini, federasi jurnalis Italia (FNSI) menyatakan 81 wartawan telah menjadi korban intimidasi, termasuk 16 kasus penyerangan fisik, pada paruh pertama tahun 2025, meningkat dari 46 kasus pada periode yang sama tahun 2024.
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengutuk “tindakan intimidasi yang serius” tersebut.
“Kebebasan dan independensi informasi merupakan nilai-nilai penting demokrasi kita, yang akan terus kita bela,” kata Meloni.
Menteri Dalam Negeri Matteo Piantedosi mengatakan pengawalan polisi terhadap Ranucci akan ditingkatkan. Wartawan tersebut juga mengatakan ia akan diberikan mobil lapis baja.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) menyatakan serangan bom tersebut “sangat meresahkan” karena bertepatan dengan peringatan pembunuhan jurnalis antikorupsi Daphne Caruana Galizia di Malta pada tahun 2017.
“(Kami) mengutuk keras upaya pembunuhan terhadap seorang jurnalis, yang merupakan serangan langsung terhadap kebebasan media, dan mendesak penyelidikan menyeluruh untuk memastikan pelakunya diidentifikasi dan diadili,” katanya.