SURAT kabar Israel, Yedioth Ahronoth, mengungkapkan, rincian perjanjian damai Gaza telah memperlihatkan adanya konsesi-konsesi besar di balik beberapa persyaratan utama yang tak diperlihatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Surat kabar tersebut mengungkap, Netanyahu telah menyembunyikan fakta tersebut dari publik.
Dilansir dari Middle East Monitor, Senin (13/10/2025), surat kabar itu menjelaskan, persyaratan-persyaratan dasar yang ditetapkan Netanyahu untuk mengakhiri perang menggambarkan jika adanya “penyerahan diri sepenuhnya kepada Hamas”.
Yedioth Ahronoth melaporkan, “Hamas tidak dilucuti senjatanya, Gaza tidak didemiliterisasi, dan wilayah itu tidak dibersihkan,” berdasarkan dokumen-dokumen yang telah ditinjau surat kabar itu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Surat kabar tersebut pun mempertanyakan, “Jika persyaratan-persyaratan ini penting, mengapa Netanyahu melepaskannya?” Sebuah sumber intelijen mengatakan, “Perjanjian tersebut dianggap berhasil, tetapi konsesi-konsesinya sangat mendalam.”
Sumber sama yang memiliki kontak dekat dengan komunitas intelijen, lembaga pertahanan, dan tingkat politik, menambahkan: “Publik berhak mendapatkan jawaban yang jujur ​​atas pertanyaan-pertanyaan kunci yang tersisa, yang tampaknya sulit dijawab oleh pemerintah dan tim kampanye Netanyahu.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, Sabtu (4/10/2025), mengungkapkan, tak menutup kemungkinan Benjamin Netanyahu dapat menggagalkan kesepakatan yang diusulkan dalam rencana penyelesaian konflik Jalur Gaza yang diprakarsai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump,
“Risiko sabotase selalu ada. Karena itu, kami memerlukan sikap serius dan tegas dari Amerika Serikat. Bobot diplomatik Washington sangat penting bagi kami untuk menjamin perdamaian di kawasan,” ujar Fidan kepada stasiun televisi Turki TRT Haber.
Sebelumnya pada Sabtu, sumber di pemerintahan Israel mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa Israel tengah mempersiapkan pengiriman delegasi perunding untuk membahas rincian pelaksanaan tahap pertama dari rencana Trump dalam menyelesaikan konflik di Gaza.
Kementerian Luar Negeri Mesir kemudian mengumumkan, Kairo akan menjadi tuan rumah perundingan antara Israel dan Hamas untuk membahas pembebasan sandera yang ditahan di Gaza serta tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Sehari sebelumnya, Jumat (3/9), Hamas menyatakan telah menyetujui penyerahan pemerintahan Jalur Gaza kepada komite Palestina yang dibentuk berdasarkan konsensus nasional.