“Angkatan Bersenjata berdiri teguh dan sepenuhnya siap untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan.”
Al Jazeera, melaporkan dari perlintasan Torkham di perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan, menyebut pertempuran terbaru ini sebagai “eskalasi serius” yang mengancam “mengarah ke sesuatu yang jauh lebih besar”.
Konflik telah mereda pada pukul 05.30 GMT, menurut Taliban Afghanistan.
Ketegangan antara Afghanistan dan Pakistan semakin memanas sejak Sabtu, ketika kedua belah pihak saling tembak di beberapa wilayah perbatasan, yang mengakibatkan puluhan korban di masing-masing pihak.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Meskipun bentrokan terhenti pada hari Minggu setelah permohonan dari Arab Saudi dan Qatar, sebagian besar penyeberangan perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan tetap ditutup.
Selama akhir pekan, Kabul mengatakan bahwa sebagai balasan atas apa yang disebutnya pelanggaran berulang terhadap wilayah dan wilayah udara Afghanistan, mereka menargetkan beberapa pos militer Pakistan dan menewaskan 58 tentara Pakistan.
Militer Pakistan melaporkan angka yang lebih rendah, dengan mengatakan kehilangan 23 tentara dan menewaskan lebih dari 200 “Taliban dan teroris afiliasinya” dalam tembakan balasan di sepanjang perbatasan.
Pakistan menuduh Kabul menyembunyikan para pejuang Taliban Pakistan yang bersekutu dengan Taliban, yang dikenal dengan akronim TTP, yang telah melakukan berbagai serangan mematikan di Pakistan.
Kabul membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengizinkan wilayahnya digunakan untuk melawan negara lain. Ketegangan antara kedua negara juga diperparah oleh kunjungan Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi baru-baru ini ke India, negara saingan Pakistan.
Kunjungan ini “sangat diperhatikan oleh Islamabad”, ujar Hyder dari Al Jazeera.
Muttaqi membahas hubungan Pakistan-Afghanistan dalam konferensi pers di India, dengan mengatakan bahwa meskipun kedua negara menginginkan hubungan yang positif, “ada kelompok-kelompok tertentu di Pakistan yang mencoba menimbulkan keresahan”.