Mengungkap Kebohongan Klaim Kemenangan Benjamin Netanyahu di Gaza

Benjamin Netanyahu
Benjamin Netanyahu
0 Komentar

Namun pada akhirnya, warga Gaza teguh bertahan. Tak terjadi emigrasi besar-besaran meski Israel telah membuka jalan untuk hal itu sejak rencana Trump disampaikan pada Februari 2025. Trump akhirnya berubah sikap dan menjanjikan tak akan ada pembersihan etnis di Gaza dalam proposal gencatan senjatanya.

Biro Pusat Statistik Palestina mencatat, sekitar 100.000 warga Palestina telah meninggalkan Jalur Gaza sejak awal agresi. Sebagian untuk menjalani perawatan atas luka-luka dan trauma yang mereka derita selama perang genosida yang dilangsungkan Israel.

Jumlah ini lebih sedikit dari mereka yang kabur dari Israel selepas 7 Oktober. Biro Pusat Statistik Israel mencatat, pada 2023 saja 55.400 orang beremigrasi dari Israel. Sementara sepanjang 2024, 82.700 orang meninggalkan Israel, sementara hanya 23.800 orang yang kembali.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Sementara “Aliyah” alias kedatangan kolonialis Yahudi ke Israel yang jadi tulang punggung negara Zionis itu merosot tajam belakangan. Biro Pusat Statistik Israel mencatat, pada 2022 ada sebanyak 74.714 pendatang ke Israel. Kebanyakan mereka datang dari wilayah Rusia-Ukraina yang dilanda perang saat itu. Angka kedatangan ini anjlok pada 2023 menjadi 46.033 orang yang datang. Angkanya turun lagi pada 2024, tinggal 32.800 orang saja. Hingga Juli 2025, hanya 11.314 Yahudi dari Eropa yang datang ke Israel.

Saat militer Israel dengan segala kekuatan canggihnya berupaya mengosongkan paksa Gaza, Israel sendiri juga terancam dikosongkan secara sukarela.

0 Komentar