Mengungkap Kebohongan Klaim Kemenangan Benjamin Netanyahu di Gaza

Benjamin Netanyahu
Benjamin Netanyahu
0 Komentar

Pukulan paling telak terhadap klaim Israel bahwa Hamas telah hancur datang dari pernyataan Presiden AS Donald Trump saat mengunjungi Israel pada 13 Oktober 2024. Trump mengatakan, ia yang memberikan lampu hijau bagi anggota Hamas untuk menegakkan ketertiban di Gaza.

Ketika ditanya oleh jurnalis tentang laporan bahwa Hamas melembagakan dirinya sebagai pasukan polisi dan menertibkan saingannya, Trump mengiyakan. “Mereka (Hamas) ingin menghentikan masalah tersebut (gangster bersenjata), dan mereka terbuka tentang hal itu, dan kami memberi mereka persetujuan untuk jangka waktu tertentu”.

Perang Genosida dan Pencaplokan Gaza

Target lain dari perang genosida di Gaza adalah pencaplokan sepenuhnya wilayah itu dan pengusiran seluruh warganya. Mulanya, target ini hanya disampaikan oleh elemen-elemen ekstremis di pemerintahan Netanyahu.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang penggaung utama target ini. “Kita tidak boleh berhenti sejenak pun. Kita perlu mencapai kemenangan penuh, menduduki seluruh Gaza, menghentikan bantuan kemanusiaan, dan mendorong migrasi, bukan kesepakatan parsial,” ujar Ben Gvir kepada Radio Angkatan Darat Israel Juli lalu.

Rencana ini sempat mendapat angin segar ketiga Presiden Trump menyatakan persetujuannya selepas dilantik. Pada 4 Februari 2025, Trump menyatakan dalam konferensi pers bersama dengan Netanyahu bahwa Amerika Serikat akan “mengambil alih” dan “memiliki” Jalur Gaza, meratakan dan membangun kembali wilayah tersebut yang akan menyediakan “lapangan kerja dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi masyarakat di wilayah tersebut”.

Rencana tersebut akan mencakup pembersihan puing-puing, pelucutan senjata pejuang, dan pemindahan amunisi yang belum meledak, yang merupakan tanggung jawab AS. Mengenai warga Palestina yang menghuni wilayah tersebut, Trump menyatakan bahwa mereka akan direlokasi ke “daerah indah” dan tidak akan diizinkan kembali ke Gaza. Trump mengatakan bahwa warga Gaza akan direlokasi ke enam negara.

Hingga September lalu, kabinet Israel telah menyetujui rencana untuk mengambil alih Kota Gaza, sebuah langkah awal pencaplokan Gaza sepenuhnya. Kota tersebut kemudian dibombardir habis-habisan dengan dalih “untuk mengalahkan Hamas” dan “menyelesaikan perang”.

0 Komentar