“Beberapa bertanya mengapa kami mendukung rencana perdamaian menyeluruh. Itu karena kami menginginkan penghancuran dan pembunuhan – termasuk terhadap wanita dan anak-anak – dihentikan segera.”
Negarai lain yang juga tak hadir di KTT Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir adalah Iran. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan, Iran tidak akan terlibat dalam pertemuan dengan pihak yang menyerang rakyat Iran dan mengancam, mensanksi Iran.
“Iran berterima kasih atas undangan dari Presiden El-Sisi untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi di Sharm El-Sheikh. Meski menyetujui perundingan diplomatik, baik Presiden Pezeshkian dan juga saya tidak bisa terlibat dengan pihak-pihak yang telah menyerang rakyat Iran dan terus mengancam dan mensanksi kami,” kata Araghchi lewat akun X-nya, dilansir Mehr News, Senin (13/10/2025).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Meski begitu, Iran menyabut prakarsa untuk mengakhiri genosida Israel di Gaza dan memastikan pengusiran dari militer pendudukan,” kata Araghchi sambil menegaskan bahwa warga Palestina berhak mendapatkan hak dasar mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri, dan semua negara wajib lebih dari sebelumnya, untuk membantu mereka menuju sebuah negara yang sah.
“Iran terus selalu, dan akan tetap, menjadi sebuah kekuatan perdamaian di kawasan. Bertolak belakang dengan rezim genosida Israel, Iran tidak mengejar Peperangan Abadi, tapi mencari Perdamaian Abadi, kesejahteraan, dan kerja sama,” Araghchi mengakhiri.
Kota Sharm El-Sheikh di Mesir menjadi tempat pertemuan tingkat tinggi kepala negara pada Senin (13/10/2025). Pertemuan itu yang dituanrumahi oleh Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden AS Donald Trump dihadiri pemimpin negara dari 20 negara termasuk Indonesia, di mana perjanjian gencatan senjata Gaza akan ditandatangani secara resmi.