Terungkap Fakta Baru Soal Dukungan Israel Terhadap Kelompok Pemberontak Palestina yang Terafiliasi dengan ISIS

Yasser Abu Shabab (TikTok)
Yasser Abu Shabab (TikTok)
0 Komentar

Seiring negosiasi seputar Gaza terkait tata kelola pascaperang terus berlarut-larut, Israel bergerak untuk membentuk realitas di lapangan dan memastikan negeri zionis tetap memiliki pengaruh apa pun kesepakatan yang akhirnya disepakati.

Pada Juni, Pasukan Populer membantah bahwa Yasser Abu Shabab berniat membentuk pemerintahan dan mengatakan bahwa ia hanya berfokus pada penyediaan keamanan bagi konvoi bantuan dan warga Palestina. Namun, saat berbicara kepada Sky News, Hassan Abu Shabab tidak menunjukkan keinginan seperti itu.

Ia berbicara tentang reformasi kurikulum sekolah dan mengadakan referendum untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. “Kami ingin menjalankan semuanya,” katanya.

Terpecah belah

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Analis senior di International Crisis Group, Amjad Iraqi, mengatakan bahwa penggunaan Pasukan Populer oleh Israel untuk melawan Hamas mencerminkan cara Israel sebelumnya mendukung Hamas melawan rival sekulernya, Fatah. “Idenya ialah semakin menyingkirkan hegemoni (faksi) tertentu, semakin sulit masyarakat melawan pendudukan,” ujarnya.

Profesor Hukum Internasional di Queen Mary’s, Neve Gordon, menggambarkan upaya Israel itu sebagai strategi untuk membagi dan menaklukkan. “Idenya yaitu mencoba mengubah Gaza menjadi wilayah yang dikuasai para panglima perang di berbagai wilayah, sehingga tidak ada persatuan di antara warga Palestina,” katanya.

“Kita dapat melihat yang terjadi pada negara-negara yang terpecah belah oleh para panglima perang dan jenis pertikaian internal yang muncul dan sering kali berlangsung bertahun-tahun atau puluhan tahun,” kata Prof. Gordon. (I-2)

0 Komentar