Laporan internal PBB, tertanggal November 2024, mengidentifikasi Yasser Abu Shabab dan gengnya sebagai kelompok paling berpengaruh di balik penjarahan konvoi yang sistematis dan masif. Ada video yang menunjukkan anggota kelompok tersebut sedang menurunkan karung-karung tepung Program Pangan Dunia (WFP) dari truk di kamp mereka.
Dokumen PBB tersebut mengidentifikasi sumber pendapatan utama mereka dari penyelundupan rokok, salah satu dari banyak barang yang secara resmi dilarang Israel untuk memasuki Gaza. Harga rokok per batang pernah mencapai US$20.
Seorang pekerja bantuan senior, yang bekerja di Gaza hingga awal tahun ini, mengatakan ia secara pribadi menyaksikan stafnya menegosiasikan jalur aman truk dengan Yasser Abu Shabab. “Abu Shabab diberdayakan oleh penyelundupan rokok,” katanya. “Dalam lingkungan yang terbatas seperti itu, Anda akan bertemu Abu Shabab.”
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Hassan Abu Shabab mengakui bahwa kelompoknya terlibat dalam penjarahan truk dan penyelundupan rokok. Namun, ia mengatakan mereka hanya menargetkan truk komersial yang mereka yakini memasok Hamas.
“Hamas menuduh kami mencuri kiriman. Padahal sebenarnya, kami membawanya untuk keluarga kami dan mendistribusikannya,” katanya.
Mekanisme khusus
“Ya, memang ada beberapa pelanggaran dengan beberapa orang yang menjual barang-barang. Tidak masalah. Situasinya memanas. Pasukan Hamas datang dan membunuh sepupu-sepupu saya. Lima puluh empat orang tewas dalam pembantaian itu.”
Sky News tidak dapat memverifikasi klaim ini secara independen. Akan tetapi ada banyak laporan bentrokan mematikan antara pasukan Abu Shabab dan Hamas yang menyatakannya sebagai buronan.
Setelah bentrokan ini dimulai, kata Hassan, Israel mulai berkoordinasi dengan Yasser Abu Shabab untuk menyelundupkan uang tunai, makanan, senjata, dan kendaraan untuk digunakan dalam pertempurannya melawan Hamas. Agar pasokan ini dapat masuk ke Gaza, permintaan harus diajukan ke kantor koordinasi yang dikelola Otoritas Palestina kemudian berkoordinasi dengan Israel dan berbagai negara Arab untuk memastikan pasokan tersebut masuk ke Gaza.
“Kantor ini pada dasarnya adalah ruang komunikasi dengan pihak keamanan Mesir, keamanan nasional Israel, keamanan nasional Yordania,” kata Hassan. Mekanisme ini dibuat khusus untuk digunakan oleh Pasukan Populer. “Mekanisme ini menyediakan senjata dan uang bagi kami serta segala yang dibutuhkan rakyat dan pasukan kami.”