Fian mengatakan WFT sempat beberapa kali mengubah username miliknya dari Bjorka menjadi SkyWave, ShinyHunter, hingga terakhir Opposite6890 pada Agustus 2025. Hal itu dilakukan untuk mengelabui aparat penegak hukum.
“Jadi tujuan pelaku melakukan perubahan nama ini adalah untuk menyamarkan dirinya, untuk menyamarkan dirinya dengan membuat menggunakan berbagai macam, tentunya e-mail atau nomor telepon atau apa pun itu sehingga yang bersangkutan sangat susah untuk dilacak oleh aparat penegak hukum,” jelasnya.
Transaksi Pakai Kripto
AKBP Fian mengungkapkan pelaku menjual data korbannya senilai puluhan juta melalui dark web. Pelaku mengungkapkan jika harga data korban tergantung pembelinya yang ada di dark web.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Berapa uang yang didapatkan ini juga kita belum bisa mendapatkan fakta secara jelas. Tapi pengakuannya sekali dia menjual data itu kurang lebih nilainya puluhan juta. Jadi tergantung orang-orang yang membeli data yang dia jual, melalui dark forum,” kata Fian.
Fian menjelaskan WFT mengklaim mendapatkan data institusi luar negeri ataupun dalam negeri, perusahaan kesehatan, hingga perusahaan swasta untuk diperjualbelikan. Dia menuturkan pelaku diduga bertransaksi data ilegal di dark web dengan mata uang kripto.
“Pada saat diperjualbelikan pelaku menerima pembayaran dengan menggunakan crypto currency,” imbuh Fian.
Sosok ‘Borjka’ Bukan Ahli IT
Fian mengatakan pelaku yang diduga hacker ‘Bjorka’ bukan ahli information technology (IT). Dia juga mengatakan WFT tidak tamat sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Jadi yang bersangkutan ini bukan ahli IT, hanya orang yang tidak lulus SMK,” kata Fian.
Fian mengatakan WFT belajar IT secara mandiri melalui media sosial (medsos). Dia menuturkan Bjorka mengaku mempelajari cara meng-hacker dari komunitas-komunitas yang ada di medsos.
“Namun sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT, jadi dia mempelajari segala sesuatu itu hanya dari IT, melalui komunitas-komunitas media sosial,” ujar Fian.
Kemungkinan Bocorkan Data
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Polisi saat ini masih mendalami apakah WFT yang mengaku ‘Bjorka’ ini berkaitan dengan kebocoran data negara termasuk data sejumlah pejabat negara seperti mantan Menteri Marinvest Luhut Binsar Panjaitan, Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).