Helikopter-helikopter Israel dilaporkan sampai bolak-balik mengisi peluru untuk menembaki mobil-mobil yang kemungkinan berisi sandera yang menuju Gaza. Pilot angkatan udara menjelaskan kepada surat kabar Yedioth Aharonot tentang penembakan amunisi dalam jumlah “luar biasa” pada tanggal 7 Oktober terhadap orang-orang yang mencoba melintasi perbatasan antara Gaza dan Israel.
Pada Februari 2023 mantan menteri pertahanan Israel Yoav Gallant secara terbuka mengakui penggunaan protokol itu. dalam wawancara dengan Channel 12 Israel, ia mengakui bahwa protokol itu digunakan “secara taktis di berbagai tempat”.
Ia justru mengesankan menyesal tak menggunakan protokol itu di semua lokasi penyerangan. “Di tempat lain (perintah Protokol Hannibal) tidak diberikan, dan itu yang menjadi masalah,” lanjutnya.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Artinya, hingga saat ini, tak jelas betul dari sekitar 1.200 korban pada 7 Oktober 2023 berapa banyak yang tewas di tangan penyerang dan berapa yang tewas akibat tembakan tentara Israel sendiri. Yang juga jarang diungkapkan pada hari itu Israel juga menewaskan 1,609 pejuang dan warga Gaza, jumlah yang lebih banyak dari korban di sisi Israel.
Propaganda lainnya adalah bahwa warga Palestina yang merangsek pada 7 Oktober sengaja menculik warga sipil. Dalam serangan itu, sekitar 250 tentara dan warga sipil Israel termasuk anak-anak dibawa ke Gaza. Mereka rencananya digunakan sebagai alat tawar untuk membebaskan hampir 10 ribu warga Palestina yang ditahan tanpa prosedur hukum di penjara-penjara Israel.
Menurut keterangan Hamas, warga sipil ikut terciduk karena salah tangkap dan pelanggaran prosedur. Pada April 2024, the Times of Israel melansir kesaksian dari juru bicara keluarga sandera Haim Rubinstein bahwa Hamas sejak awal sudah menawarkan membebaskan semua sandera sipil.
“Kami kemudian mengetahui bahwa Hamas telah menawarkan pada tanggal 9 atau 10 Oktober untuk membebaskan semua sandera sipil dengan imbalan IDF tidak memasuki Jalur Gaza, namun pemerintah menolak tawaran tersebut,” ujarnya dalam wawancara tersebut.
Ia mengatakan, sejak awal Netanyahu tak memprioritaskan pembebasan sandera. “Netanyahu berbicara tentang penghancuran Hamas sebagai tujuan perang. Dia tidak menjanjikan apapun mengenai permintaan untuk mengembalikan para sandera. Dia hanya mengatakan operasi militer di Gaza diperlukan sebagai pengaruh bagi pembebasan para sandera,” ujarnya mengenang perjumpaan dengan Netanyahu pada awal-awal krisis.