PENJAGA Pantai China menembakkan meriam air ke kapal-kapal Filipina di dekat Beting Scarborough yang disengketakan di Laut China Selatan pada hari ini, Selasa 16 September.
Mengutip Reuters, Selasa 16 September, Juru bicara Penjaga Pantai China, Gan Yu mengatakan sebanyak 10 kapal Filipina secara ilegal menyerbu perairan teritorial China di Beting Scarborough dari berbagai arah.
Gan Yu juga menyalahkan kapal Penjaga Pantai Filipina 3014. Dia menambahkan, kapal Filipina tersebut “mengabaikan peringatan keras dari pihak China dan sengaja menabrak kapal penjaga pantai China.”
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Penjaga pantai China secara sah menerapkan langkah-langkah pengendalian terhadap kapal-kapal Filipina,” tegas Gan Yu.
Dia menambahkan, langkah-langkah itu termasuk peringatan lisan, pembatasan rute, dan penembakan meriam air.
Seorang juru bicara Dewan Maritim Filipina membantah tuduhan penjaga pantai China. “Kasus disinformasi dan propaganda Tiongkok lainnya,” ujarnya.
Ketegangan ini terjadi seminggu setelah China menyetujui rencana untuk menjadikan Beting Scarborough sebagai cagar alam nasional China.
Para analis pertahanan mengatakan rencana China untuk mengkategorikan beting tersebut sebagai cagar alam sama saja dengan upaya mengambil posisi yang tinggi dalam sengketa atol tersebut, yang dikenal sebagai Pulau Huangyan di Chuina dan Beting Panatag di Filipina.
Analis juga menyebutkan, upaya China itu menjadi ujian bagaimana Filipina merespons.
Wilayah yang disengketakan tersebut terdiri dari angkaian terumbu karang dan batu berbentuk segitiga seluas 150 kilometer persegi.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Wilayah yang juga menjadi bagian dari perebutan kedaulatan dan akses penangkapan ikan di Laut China Selatan, jalur perdagangan tahunan senilai lebih dari 3 triliun dolar AS.
Ketegangan di beting tersebut telah memicu perselisihan diplomatik dalam beberapa tahun terakhir. Namun, hingga saat ini tidak ada insiden yang meningkat menjadi konflik bersenjata di lokasi tersebut.
Baik China maupun Filipina saling menuduh melakukan provokasi dan pelanggaran di Laut China Selatan.
Provokasi itu lewat penembakan meriam air, menabrakkan kapal, dan manuver kapal Penjaga Pantai China di beting tersebut. Hal itu dianggap Filipina sebagai upaya yang berbahaya, termasuk jet-jet tempur yang membayangi pesawat Filipina di kawasan tersebut.