Mossad Tolak Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Ini Alasan David Barnea

Mossad Tolak Serang Pemimpin Hamas di Qatar, Ini Alasan David Barnea
Direktur Mossad David Barnea berbicara pada konferensi di Universitas Reichman pada 10 September 2023. (Avshalom Sassoni/ Flash90)
0 Komentar

Diketahui, Israel melancarkan serangan terhadap kepemimpinan Hamas di Qatar, memperluas aksi militernya yang telah menjangkau seluruh Timur Tengah hingga mencakup negara Teluk Arab tempat kelompok Islamis Palestina tersebut telah lama memiliki basis politiknya.

Beberapa ledakan terdengar di Doha, Qatar, pada Selasa, 9 September, menurut saksi mata Reuters.

Kepulan asap hitam mengepul dari SPBU Legtifya di kota itu. Tepat di sebelah SPBU tersebut terdapat kompleks perumahan kecil yang dijaga oleh pasukan emiri Qatar 24 jam sehari sejak awal konflik Gaza.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Hamas mengonfirmasi tidak ada pejabatnya yang tewas akibat serangan tersebut. Namun, mereka mengonfirmasi serangan tersebut menewaskan enam orang, termasuk putra pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, Humam, dan seorang prajurit Qatar.

Terpisah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, ia telah memerintahkan militer Israel untuk bersiap menyerang para pemimpin kelompok militan Palestina Hamas, setelah serangan mematikan di Yerusalem sehari sebelum serangan ke Qatar.

Israel Defense Forces (IDF) mengatakan mereka telah melakukan operasi khusus terhadap para pejabat senior Hamas, tetapi tidak menyebutkan lokasinya. Pernyataan itu muncul di tengah laporan tentang serangkaian ledakan di Doha.

Serangan itu mendapat kecaman internasional, sementara Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan tersebut namun tanpa menyebutkan Israel. Operasi Doha yang dikecam luas ini sangat sensitif, karena Qatar telah menjadi tuan rumah dan memediasi negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata dalam perang Gaza.

Sedangkan Presiden Trump pekan lalu mengatakan keputusan Israel untuk menyerang Qatar dibuat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bukan oleh pemimpin Partai Republik tersebut.

“Mengebom secara sepihak di Qatar, sebuah Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika,” tulis Presiden Trump di media sosial.

Presiden Trump mengatakan, Ia telah memerintahkan Utusan AS Steve Witkoff untuk memperingatkan Qatar serangan itu akan terjadi, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan serangan tersebut.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Namun, Qatar membantah klaim tersebut dengan mengatakan, laporan yang menyebut mereka mendapat peringatan sebelum serangan itu adalah palsu dan panggilan telepon dari seorang pejabat AS datang ketika ledakan sudah terdengar di ibu kota Qatar, Doha.

0 Komentar