Korban Tewas Akibat 'Revolusi GenZ' di Nepal Capai 72 Orang

Jejak kehancuran pascademo berdarah mengguncang Nepal. (REUTERS/Adnan Abidi)
Jejak kehancuran pascademo berdarah mengguncang Nepal. (REUTERS/Adnan Abidi)
0 Komentar

KORBAN tewas akibat protes pekan lalu di Nepal, yang secara luas dijuluki sebagai “revolusi Gen Z”, telah mencapai 72 orang, ungkap Kepala Sekretaris Pemerintah Nepal, Eaknarayan Aryal pada Minggu.

“Dari total korban tewas, 59 orang adalah pengunjuk rasa, 10 narapidana, dan tiga adalah petugas keamanan,” ujar Aryal seperti dikutip situs berita online Khabar.

Aryal menambahkan bahwa 134 pengunjuk rasa dan 57 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Perdana Menteri Sementara Nepal Sushila Karki menetapkan alokasi dana sebesar 1 juta rupee Nepal (Sekitar Rp 114,8 juta) kepada keluarga setiap korban tewas dalam kerusuhan tersebut.

Karki, mantan kepala hakim agung negara itu, mengambil alih jabatan sebagai kepala pemerintahan sementara pada Jumat.

Sementara itu, tindakan vandalisme yang dilakukan selama protes dianggap sebagai tindakan kriminal dan Karki, menyerukan penyelidikan penuh atas penyebab kerusuhan massal tersebut. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah sedang menyelidiki serangan terhadap gedung parlemen, Mahkamah Agung, kompleks bisnis, dan properti pribadi.

Pada 4 September, otoritas Nepal memblokir platform media sosial utama karena melewati batas waktu pendaftaran ke Kementerian Komunikasi. Hal ini ditanggapi oleh banyak orang, terutama generasi muda, dengan turun ke jalan.

Meski larangan tersebut telah dicabut, hal itu tidak menghentikan protes massal dan kerusuhan yang terjadi setelahnya.

Protes tersebut pada akhirnya membuat Perdana Menteri Nepal Sharma Oli mengundurkan diri pada Selasa setelah para pengunjuk rasa menyerbu parlemen dan membakar rumah beberapa pejabat senior di Kathmandu.

Aksi vandalisme tersebut mendorong polisi menembakkan meriam air, gas air mata, dan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Di hari yang sama, tentara akhirnya turun tangan untuk menjaga ketertiban umum di ibu kota Nepal dan kota-kota lainnya.

0 Komentar