Dengan percaya diri, Purbaya menyatakan optimismenya untuk mengendalikan ekonomi hingga tumbuh 8 persen.
“Kalau saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 atau 7 persen, (protes) akan otomatis hilang. Orang-orang akan sibuk mencari kerja dan makan enak daripada protes,” ujar Purbaya.
Pernyataan ini langsung menuai kritik, dan Purbaya kemudian meminta maaf pada hari Selasa atas gaya bicaranya yang terkesan “koboi”, seraya meminta wartawan memberinya waktu beberapa bulan untuk bekerja sebelum mengkritik.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pandangan Purbaya ini dinilai berbeda dengan pandangan mayoritas ekonom Indonesia yang skeptis bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen dapat dicapai dalam waktu dekat.
Gumilang Sahadewo, seorang ekonom di Universitas Gadjah Mada (UGM), menekankan bahwa ada banyak fondasi ekonomi yang perlu diperbaiki, termasuk modal manusia dan tata kelola kelembagaan, sebelum target pertumbuhan tinggi bisa dicapai.