PEROMBAKAN kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025) menjadi sorotan global. Media asal Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), turut menyoroti dinamika ini dalam artikel berjudul Can Indonesia’s Cabinet Reshuffle Restore Public Trust and Calm Protesters?
Dalam laporannya, dikutip Rabu (10/9/2025), SCMP menggarisbawahi beberapa poin penting, di antaranya keputusan untuk memberhentikan dua figur kunci, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Budi Gunawan.
Selain itu, media tersebut juga menyoroti pembentukan Kementerian Haji dan Umrah sebagai entitas yang berdiri sendiri, yang sebelumnya berada di bawah naungan Kementerian Agama.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pejabat lain yang juga diberhentikan adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, dan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding.
“Perubahan tersebut dilakukan setelah berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi oleh presiden. Semoga keputusan ini membawa kebaikan bagi bangsa, negara, dan masyarakat,” ujar Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, seperti dikutip SCMP.
SCMP menganalisis bahwa perombakan kabinet ini dilakukan setelah serangkaian demonstrasi besar di seluruh negeri. Aksi protes ini dipicu oleh kemarahan publik atas tunjangan perumahan yang fantastis bagi para anggota parlemen. Demonstrasi, yang mulanya dipimpin oleh mahasiswa, dengan cepat meluas, menyentuh isu-isu yang lebih luas seperti ketidaksetaraan ekonomi dan kenaikan biaya hidup.
Ketegangan semakin memuncak ketika seorang pengemudi ojek berusia 21 tahun tewas tertabrak kendaraan polisi saat protes di Jakarta pada 28 Agustus, memicu bentrokan dan tindakan represif lebih lanjut.
Analisis SCMP juga menyoroti adanya pesan politik di balik manuver ini. Lima menteri yang dipecat adalah menteri dari era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Nicky Fahrizal, seorang peneliti politik di Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia, “Sudah jelas Prabowo sedang memperketat barisannya, dengan alasan utama untuk menentukan siapa yang akan menjadi loyalisnya dan siapa yang bisa melaksanakan program-programnya.”
Menteri Keuangan Baru Picu Kontroversi
Laporan SCMP juga mengulas kontroversi yang melingkupi Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, kurang dari 24 jam setelah dilantik. Dalam pernyataannya kepada wartawan, Purbaya mengatakan bahwa protes baru-baru ini hanya mewakili ‘sebagian kecil dari rakyat kita, yang merasa hidup mereka masih belum cukup’.