“Bisa saja berganti menteri berganti juga kebijakan, kita harus ingat bahwa saat ini Pemerintah sedang fokus terhadap pembangunan rumah rakyat subsidi, kemudian koperasi merah putih, juga makan bergizi gratis yang membutuhkan dana cukup besar,” ujarnya.
Ibrahim menuturkan, selama ini Kementerian Keuangan selalu melakukan lelang obligasi dan kerapkali dibeli oleh Bank Indonesia (BI) secara konsinyasi. Pembelian yang dilakukan BI dinilai karena adanya kekhawatiran jika lelang obligasi dilemparkan ke pasar ternyata tidak begitu laku.
“Nah, ke depan seperti apa, saya juga belum tahu ya, tetapi lagi-lagi saya katakan bahwa reshuffle kabinet terhadap Menkeu Sri Mulyani ini berdampak negatif saat ini, tetapi mungkin di hari berikutnya walaupun melemah, tapi melemahnya tidak terlalu tajam. Yak arena ini memang hak prerogratif dari Presiden Prabowo Subianto,” tutupnya.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengganti sejumlah menteri anggota Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). Salah satu nama yang dicopot Presiden adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Eks Managing Director Bank Dunia tersebut diganti oleh Ketua Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Nama Sri Mulyani sebelumnya sempat diisukan mundur usai rumahnya dijarah oleh sekelompok massa pada kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus lalu. Meski demikian, isu tersebut terbantahkan usai beredar foto Sri Mulyani tengah menghadiri rapat kabinet. Dan hari ini terjawab bahwa Sri Mulyani memang benar-benar hengkang dari Pemerintahan Prabowo Subianto.