INSIDEN penembakan gas air mata di sekitar area Universitas Pasundan (Unpas) Bandung pada Senin, 1 September malam, menjadi sorotan publik. Peristiwa ini terjadi di Jalan Tamansari, Bandung, setelah aksi demonstrasi damai mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Video kejadian tersebut kemudian viral di media sosial, memicu berbagai spekulasi dan kekhawatiran.
Pihak Unpas, melalui Wakil Rektor III Dr. M. Budiana yang membacakan pernyataan Rektor Prof. Azhar Affandi, segera mengklarifikasi kronologi kejadian. Mereka menegaskan bahwa mahasiswa Unpas telah membubarkan diri dan kembali ke kampus sebelum kericuhan pecah. Namun, beberapa mahasiswa relawan kesehatan masih tertahan di lingkungan kampus saat insiden terjadi.
Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) memberikan bantahan terkait dugaan penyerangan sengaja ke dalam kampus. Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan menduga kericuhan ini telah direncanakan oleh sekelompok massa. Mereka diduga sengaja memancing aparat agar masuk ke area kampus, menciptakan situasi yang tidak kondusif.
Kronologi Versi Unpas: Mahasiswa Sudah Bubar
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Universitas Pasundan (Unpas) Bandung secara tegas menyatakan bahwa mahasiswanya telah menyelesaikan aksi demonstrasi damai dan membubarkan diri. Demonstrasi tersebut berlangsung di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat dari pukul 15.00 hingga 17.30 WIB pada hari kejadian. Setelah itu, mahasiswa Unpas kembali ke kampus sekitar pukul 18.00 WIB.
Rektor Unpas menjelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa telah pulang, namun ada beberapa yang masih tertinggal atau tertahan. Mereka adalah mahasiswa relawan kesehatan yang mungkin masih berada di lingkungan kampus. Pihak Unpas juga mengakui adanya upaya pengamanan oleh kepolisian di sepanjang Jalan Tamansari.
Dalam kesempatan tersebut, Unpas turut menyampaikan keprihatinan atas kondisi yang terjadi. Mereka mengamati banyak kelompok yang berkumpul di area tersebut, yang bukan merupakan mahasiswa Unpas. Situasi ini menunjukkan kompleksitas insiden yang terjadi di luar kendali pihak universitas.
Bantahan Polisi dan Dugaan Provokasi Anarko
Polda Jabar memberikan penjelasan mengenai insiden penembakan gas air mata di Tamansari. Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan membantah bahwa polisi sengaja melakukan penyerangan ke dalam kampus Unpas. Menurutnya, aksi massa tersebut telah didesain untuk memancing aparat agar masuk ke area kampus, namun polisi berhasil menghindari provokasi tersebut.