“Lompat pagar dan membuka paksa gerbang utama Unisba,” kata rektor.
Tembakan gas air mata tak berhenti terdengar. Massa berkejaran dengan kepulan gas putih. Area sekitar kampus dipenuhi gas yang membuat mata perih dan sesak napas.
Rektor: Bukan Mahasiswa
Di saat bersamaan, tim gabungan TNI dan Polri dilempari batu juga bom molotov oleh kelompok tersebut. Polisi pun akhirnya kembali melepaskan tembakan gas air mata ke arah kelompok tersebut.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” jelas Kombes Hendra Rochmawan.
Dari gelagatnya, rektor meyakini, gerombolan massa itu bukan mahasiswa. “Aksinya tidak seperti mahasiswa dan dia masuk ke area kampus kita,” ucap rektor.
Polisi memandang, massa ini diduga merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba. Kombes Hendra membantah adanya kabar bahwa tim patroli masuk ke area kampus dan membawa senjata peluru karet. Bahkan menurutnya, tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata api saat melakukan patroli.
”Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata,” jelas dia.
