KUASA Hukum Keluarga Almarhum Diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP), Nicholay Aprilindo, menanggapi rentetan kematian Diplomat RI. Teranyar, Diplomat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Zetro Emanuel Purba, tewas ditembak di Lima, Peru, Senin (1//9/2025) malam.
Nicholay menilai terdapat sindikat tertentu yang tengah mengincar diplomat Indonesia, terutama mereka yang sering menangani kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau human trafficking.
“Saya berani mengatakan bahwa para diplomat ini sedang dalam target. Tapi tidak tahu siapa yang menarget. Karena kasus di Peru ini juga kita lihat sangat-sangat riskan ya, ditembak pada saat lagi bersepeda. Berarti ada kelompok tertentu atau sindikat tertentu mengincar,” kata Nicholay di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Apalagi kebanyakan para diplomat kita, kebanyakan menangani kasus human trafficking, TPPO, dan sebagainya,” imbuhnya.
Nicholay berharap aparat kepolisian sesegera mungkin mengusut kasus kematian Zetro. Terutama melihat kematian terhadap diplomat Indonesia sudah terjadi secara beruntun.
“Ini sudah yang kesekian kali, kemarin ada diplomat ditembak di Peru. Sebelumnya adalah diplomat yang mati, secara misterius. Nah ini perlu diungkap. Sebenarnya siapa bermain apa? Ini perlu diungkap, siapa bermain apa? Itu saja,” ucap Nicholay.
Diketahui, Zetro Leonardo Purba, diplomat KBRI di Lima, Peru, meninggal dunia usai menjadi korban penembakan pada Senin malam waktu setempat.
Dilansir Antara, Zetro ditembak sebanyak tiga kali oleh seseorang tak dikenal di kawasan Lince, tak jauh dari tempat tinggalnya di Lima. Diplomat muda berusia 40 tahun ini sempat dilarikan ke klinik untuk mendapatkan pertolongan cepat, namun nyawanya tidak tertolong.
Saat kejadian, Zetro sedang bersepeda bersama istrinya. Sang istri selamat dan kini masih dirawat dengan perlindungan kepolisian setempat. Belum diketahui penyebab dan motif serangan ini.
Zetro tiba di Peru 5 bulan silam untuk menjalankan tugas diplomatiknya sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima. Sebelumnya, ia bertugas di KJRI Melbourne, Australia.