“Pemerintah AS menolak memberi tahu rakyat Amerika bahwa Gaza adalah salah satu dari tujuh front dalam perang Iran melawan Israel. Gedung Putih seharusnya menjelaskan bahwa perang multi-front ini melawan negara Yahudi tidak berakhir dengan Israel.”
“Perang ini juga ditujukan kepada mitra-mitra Amerika di Teluk Arab dan pada akhirnya kepada Amerika Serikat, negara-negara demokrasi liberal, dan prinsip-prinsip mereka tentang kebebasan individu dan kesetaraan manusia. Saat Israel memasuki bulan ke-11 perang pertahanan diri melawan Iran dan proksinya, pemerintah berutang kepada rakyat Amerika untuk menjelaskan kepentingan Amerika, dan keadilan atas kemenangan Israel.”
Berkowitz diketahui lahir dari keluarga Yahudi dan menghabiskan masa kecilnya di Deerfield, Illinoi. Ia lulus dari Swarthmore College dengan gelar Bachelor of Arts dalam sastra Inggris pada tahun 1981 dengan pujian tinggi dan memperoleh gelar Master of Arts dalam filsafat dengan pujian dari Universitas Ibrani Yerusalem pada tahun 1985.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Ia kemudian menyelesaikan studi pascasarjana di Universitas Yale, menyelesaikan gelar Ph.D. dalam ilmu politik dengan pujian pada tahun 1987, dan memperoleh gelar Juris Doctor (J.D.) dari Sekolah Hukum Yale pada tahun 1990.
Peter Berkowitz adalah Peneliti Senior Tad dan Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford. Pada periode 2019-2021, beliau menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri, dan penasihat senior untuk Menteri Luar Negeri.
Ia adalah penerima Bradley Prize tahun 2017. Berkowitz adalah kolumnis untuk RealClearPolitics. Ia menjabat sebagai direktur studi untuk The Public Interest Fellowship.
Banyak tulisan yang ditelurkannya seperti Constitutional Conservatism: Liberty, Self-Government, and Political Moderation (Hoover Institution Press, 2013); Israel and the Struggle over the International Laws of War (Hoover Institution Press, 2012); Virtue and the Making of Modern Liberalism (Princeton University Press, 1999); dan Nietzsche: Etika Seorang yang Tidak Bermoral (Harvard University Press, 1995).
Penjelasan Rektor UI
Profesor Universitas Indonesia Heri Hermansyah mengaku kecolongan dengan kehadiran Peter Berkowitz. Pihak kampus tidak melakukan cek latar belakang terlebih dahulu.
“Kecolongan tidak melakukan background check, sama sekali gak kepikiran urusan Zionis,” ujarnya, Ahad (24/8/2025).