Sesar Citarik adalah salah satunya. Patahan ini memanjang sekitar 250 kilometer dari Pelabuhanratu hingga Bekasi, dan sudah lama dikenal sebagai sesar aktif yang berpotensi menimbulkan gempa.
Analisa Gempa Bekasi
Menurut hasil analisis BMKG menyebutkan bahwa gempa Bekasi bersumber dari aktivitas Sesar Citarik, sebuah patahan aktif yang memanjang sekitar 250 kilometer. Jalurnya membentang dari Pelabuhanratu, Sukabumi, melintasi Bogor, Bekasi, hingga menjalar ke bagian utara Jawa Barat. Karakter sesar ini adalah strike-slip dengan gerakan mendatar, dan terdiri dari beberapa segmen, baik di selatan maupun utara.
Dari hasil sejumlan penelitian juga menunjukkan bahwa Sesar Citarik memiliki keterkaitan dengan sistem Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat (West Java Back Arc Thrust), jaringan sesar yang kompleks dan sudah terbentuk sejak ribuan tahun silam.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Fakta ini menempatkan wilayah Bekasi dan sekitarnya pada kategori kawasan rawan gempa yang membutuhkan perhatian serius.
Gempa utama Bekasi menunjukkan magnitudo 4,9 tidak berdiri sendiri. Dalam kurun beberapa jam, tercatat tiga gempa susulan dengan kekuatan yang berbeda-beda: magnitudo 3,9 dan 2,0, keduanya masih berpusat di sekitar Bekasi dengan kedalaman dangkal. Fenomena ini lazim terjadi pada sesar aktif, di mana pelepasan energi berlangsung bertahap.
Secara geologi, dataran Bekasi hingga Jakarta merupakan wilayah aluvial dengan lapisan tanah lunak dr hasil sedimentasi. Tanah jenis ini memiliki sifat memperkuat guncangan. Dengan kata lain, gempa berkekuatan sedang pun dapat terasa lebih kuat dibandingkan di daerah berbatuan keras. Kondisi ini serupa dengan fenomena site effect yang kerap memperbesar intensitas gempa di perkotaan.
Sejarah mencatat bahwa Sesar Citarik telah beberapa kali menimbulkan gempa signifikan. Salah satu yang cukup besar adalah gempa Sukabumi pada tahun 1833 dengan estimasi magnitudo 7,0. Baru-baru ini, pada April 2025, Bogor juga diguncang gempa magnitudo 4,1 yang ditengarai berasal dari jalur sesar yang sama. Fakta ini menunjukkan bahwa aktivitas Sesar Citarik bersifat berulang dan masih aktif hingga kini.
Selain itu, wilayah Bekasi juga dilintasi Sesar Baribis yang dikenal sebagai sesar thrust sepanjang sekitar 100 kilometer. Dengan dua sesar aktif sekaligus, Bekasi dan Jakarta tidak dapat mengabaikan risiko kegempaan.