Sesar Citarik dan Gempa Bekasi 2025 : Penyadaran dan Perspektif Pembangunan Kota

Wikipedia
Wikipedia
0 Komentar

Sejarah Kegempaan Jabodetabek

Sejarah mencatat, Jakarta yang dahulu bernama Batavia pernah beberapa kali diguncang gempa bumi. Guncangan yang paling besar yang pernah mengguncang Batavia adalah gempa bumi tahun 1699 dan 1780.

Gempa bumi tahun 1699 membuat kerusakan yang cukup parah. Banyak bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Kondisi ini diperparah dengan rusaknya jaringan air minum dan saluran pembuangan serta kondisi cuaca Batavia saat itu yang membuat banyak orang-orang Belanda di Batavia meninggal dunia.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Banyaknya orang Belanda yang meninggal membuat Batavia saat itu mendapat julukan graf der Hollanders atau kuburan orang-orang Belanda. Bencana alam yang pernah terjadi di Batavia pada masa lalu, sangat penting untuk selalu diingat.

Gempa bumi dengan magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Bekasi sekitar pukul 19.54 WIB. Meski tidak menimbulkan kerusakan berarti, guncangan terasa jelas di sejumlah kota, termasuk Jakarta, Depok, dan Tangerang.

Peristiwa ini sekaligus mengingatkan kembali bahwa kawasan metropolitan dengan kepadatan penduduk tinggi tidak sepenuhnya aman dari ancaman bencana geologi.

Apa itu sesar ?

Berbicara tentang gempa tektonik tidak terlepas dari sesar yang terpanjang di Pulau Jawa yaitu Sesar Baribis, adalah sesar aktif yang membentang dari timur hingga barat Pulau Jawa. Sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa.

Sesar ini melintasi selatan Indramayu, sisi barat Subang dan Purwakarta, Cirebon, Karawang, Cibatu (Bekasi), Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Rangkasbitung. Keberadaan Sesar ini masih menjadi dugaan bahkan disebut-sebut sebagai ancaman besar bagi Jakarta.

Sesar adalah patahan atau rekahan pada kerak bumi yang terbentuk akibat pergerakan lempeng tektonik. Pergerakan ini dapat berupa geseran mendatar (strike-slip), pergeseran ke atas (thrust), atau pergeseran ke bawah (normal fault).

Sesar aktif biasanya masih menyimpan energi tektonik yang sewaktu-waktu bisa dilepaskan dalam bentuk gempa bumi.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng besar dunia—Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik—mempunyai ratusan sesar aktif. Beberapa di antaranya melintas di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa, Sumatra, hingga Sulawesi. Inilah yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kegempaan tertinggi di dunia.

0 Komentar