Momen Langka: Perempuan Indonesia Kibarkan Merah Putih di Atas KM Nggapulu

60 awak kapal dan 44 peserta Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) 2025 berdiri tegak, menyanyikan Indonesia Ra
60 awak kapal dan 44 peserta Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) 2025 berdiri tegak, menyanyikan Indonesia Raya.
0 Komentar

Upacara 17 Agustus di Tengah Laut Jadi Simbol Kebangkitan Jati Diri Bangsa

ANGIN laut berhembus kencang di top deck KM Nggapulu, mengibarkan Merah Putih di bawah langit Sulawesi Tenggara.

Tepat pukul 08.00 WITA, di tengah gelombang dan debur ombak, sebanyak 60 awak kapal dan 44 peserta Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) 2025 berdiri tegak, menyanyikan Indonesia Raya.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 ini menjadi momen langka: tidak semua penumpang kapal diizinkan naik ke top deck, apalagi mengikuti upacara bendera di sana.

Bagi para ibu peserta KPI, kesempatan ini adalah perjalanan spiritual sekaligus kebangsaan—meneguhkan kembali identitas diri, keluarga, dan bangsa.

Perempuan, Laut, dan Kebangsaan

Upacara dipimpin oleh Mustakhidin (Jenang Kapal) sebagai pembawa acara, dengan M. Anwar Noor bertindak sebagai inspektur upacara dan Nandha Wilananta sebagai komandan upacara.

Dalam sambutannya, M. Anwar Noor menyampaikan kekaguman atas semangat para peserta, khususnya ibu-ibu yang dengan penuh khidmat mengikuti upacara meski usia tak lagi muda.

“Perempuan Indonesia adalah sumber semangat bangsa. Jangan pernah berhenti berkarya, bermanfaat, dan kreatif di manapun berada,” ujarnya.

Senada, Mustakhidin mengungkapkan apresiasinya bahwa peserta konferensi ini bukan hanya memikirkan dapur rumah tangganya, tapi juga bangsa dan jati dirinya.

Menghadapi Rasa Takut, Merayakan Keberanian

Bagi Dodik Mariyanto, inisiator komunitas Ibu Profesional, perjalanan KPI 2025 adalah bukti nyata keberanian perempuan Indonesia.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

“Rasa ragu dan takut akan sirna ketika berani melangkah. How to face the fears bukan lagi jargon, tapi perjalanan nyata yang dijalani para ibu ini. Mereka pulang dengan cerita elok dan semangat baru untuk keluarga dan anak-anaknya,” tegasnya.

Sementara itu, Septi Peni Wulandani, founder Ibu Profesional sekaligus penggagas KPI, menekankan pentingnya mimpi besar.

“Kehadiran kita di sini bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan generasi penerus. Karena itu, setiap perempuan harus berani bermimpi besar agar mampu mewujudkan perubahan nyata,” ungkapnya penuh semangat.

Kesan yang Membekas

Bagi para peserta, pengalaman ini sulit tergantikan. Betty Arianti, delegasi Sumatra Barat sekaligus leader program A Home Team, mengaku terharu.

0 Komentar