SALAH satu hambatan besar pemerintah dalam meningkatkan produksi padi adalah tergerusnya areal persawahan. Luasan sawah yang beralih fungsi di Indonesia cukup besar. Selain disulap jadi perumahan, banyak sawah yang kini menjadi pabrik.
Salah satunya, produsen mobil listrik asal Vietnam bermerek Vinfast, serta BYD yang berasal dari China, membangun pabrik di areal persawahan di Subang, Jawa Barat.
Atas temuan ini, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman tak bisa menutupi rasa kecewa. Di mana, pembangunan kedua pabrik mobil listrik itu, berada di lahan sawah yang berstatus Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Tak main-main, Mentan Amran meminta kedua perusahaan otomotif kakap itu, mengganti lahan yang telah digunakan.
Langkah tegas perlu dilakukan tidak hanya kepada investasi yang sedang berjalan, namun untuk seluruh lahan pertanian, harus menjadi atensi seluruh pihak.
“Beliau ingin buka sementara membangun pabrik mobil yang nilai investasinya kurang lebih Rp 33 triliun. Kebetulan di sebagian lahan itu adalah lahan persawahan. Kita nanti akan selesaikan bersama dan percepat. Karena ini kita akan dorong investor investasi agar terbuka lapangan kerja,” ujar Amran di Kementerian Pertanian, Rabu (13/8/2025).
Sementara, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menerangkan, status lahan yang dibangun kedua industri itu, memang masih LP2B dalam Peta Data Tata Ruang. Walaupun, saat ini sudah tidak lagi berbentuk sawah.
Untuk itu, kata Dedi, Pemprov Jabar akan meminta ganti atas lahan yang telah digunakan. Nantinya, uang penggantian lahan naik menjadi 3 kali lipat dari yang digunakan kedua pabrik tersebut.
“Ini kami ingin melakukan penyelarasan agar investasi berjalan dan pertanian tergantikan. Dan tadi saya mendapat rekomendasi strategik adalah mengganti 3 kali lipat. Jadi kalau ada areal LP2B namanya LP2B 200 ha maka nanti disiapkan 600 ha sawah baru,” terang Dedi.
Ia menyebutkan, rencananya pergantian itu akan menggunakan lahan di Indramayu. Dedi berharap pergantian lahan ini akan cepat selesai, sehingga mendorong pertumbuhan pertanian, hilirisasi dan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
“Kami akan melakukan itu dengan cepat dan semuanya berada di wilayah Jawa Barat dan dimungkinkan di wilayah Indramayu karena lebih dekat dengan Kabupaten Subang. Ini adalah bagian dari kolaborasi antara pemerintah pusat dengan daerah untuk mendorong pertumbuhan pertanian, hilirisasi dan pertumbuhan ekonomi serta ketersediaan lapangan kerja,” jelas Dedi.