PRESIDEN RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa persoalan garis perbatasan yang dihadapi Indonesia dengan negara tetangga saat ini merupakan warisan dari penjajahan Belanda dan Inggris pada masa lalu. Ia tak mau Indonesia di adu domba dengan negara tetangga.
“Kami terutama dengan tetangga-tetangga kita, kita ingin selesaikan semua masalah. Ada masalah kadang-kadang masalah garis perbatasan, masalah ini adalah warisan dari kolonialis, warisan dari penjajah,” kata Prabowo dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI, di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat.
“Belanda datang dengan Inggris dia bikin garis seenak jidatnya dia bikin garis. Yang repot kita sekarang, ya kan? Kita mau ditabrakkan sama Malaysia, kita sahabat sama Malaysia, kita satu rumpun. Tapi selalu politik devide at impera itu selalu ada,” imbuh Presiden.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Prabowo menegaskan Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan erat sebagai bangsa satu rumpun, sehingga upaya adu domba harus dihindari. “Janganlah kita naif, janganlah kita terus-menerus mau diadu domba,” kata Kepala Negara.
Dalam kesempatan itu, Presiden turut menyampaikan bahwa politik luar negeri Indonesia berpegang pada prinsip bebas aktif dengan pendekatan seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak, serta tidak berpihak pada blok manapun.
Menurut Prabowo, kebijakan tersebut diharapkan menjaga perdamaian dengan semua pihak dan menghindari konflik.
“Kami tetap dalam garis non-blok, garis non align, kami tidak akan berpihak kepada blok manapun. Ini yang kami sampaikan di mana-mana bebas aktif, kita ingin damai dengan semua orang,” kata Prabowo.
Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2025, Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025, dan Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam Rangka HUT Ke-80 Kemerdekaan RI digelar di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, DPR, DPD RI, Jakarta, Jumat.
Acara itu dihadiri oleh 600 lebih anggota dewan, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, jajaran menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, sejumlah tokoh publik, perwakilan negara-negara sahabat, serta pimpinan partai politik.