Israel menegaskan bahwa tindakannya di Suriah hanya bersifat sementara, dengan tujuan mencegah kelompok perlawanan mengisi kekosongan di selatan Suriah, yang disebabkan oleh runtuhnya tentara Suriah. Namun pendudukan Israel di Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan pada tahun 1967 juga dikatakan hanya bersifat sementara.
Israel mengatur seluruh wilayah yang didudukinya pada tahun 1967 melalui tentara Israel dan badan ‘administrasi sipil’ selama bertahun-tahun. Mereka terlibat dalam negosiasi dengan Suriah, Mesir, dan kepemimpinan Palestina, semuanya didasarkan pada premis bahwa mereka akan mengembalikan wilayah-wilayah tersebut.
Israel hanya menarik diri dari Sinai Mesir, dengan syarat yang ditetapkan dalam perjanjian damai Camp David dengan Mesir tahun 1979, bahwa Sinai tetap demiliterisasi, tanpa kehadiran tentara Mesir, kecuali kekuatan minimum di perbatasan, dan tetap terbuka untuk investasi Israel. Israel menarik diri dari wilayah pedalaman Jalur Gaza pada tahun 2005, hanya untuk menerapkan blokade total terhadap wilayah tersebut, dan saat ini Israel mengusir warga Palestina dari wilayah utara sementara para pemukim menganjurkan untuk membangun pemukiman di sana. Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan dan bagian timur Yerusalem pada tahun 1981 dan saat ini sedang bersiap mengumumkan aneksasi Tepi Barat.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Kesaksian Netanyahu soal ambisi Israel Raya adalah kelanjutan kondisi tersebut. Dengan bangkitnya nasionalisme agama di Israel, dengan tindakan Israel yang tidak terkendali di Gaza, Lebanon, dan Suriah selama setahun terakhir, dan dorongan yang dilakukan Israel saat ini di Suriah, “Israel Raya” makin mengancam wilayah Timur Tengah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya buka-bukaan ingin meluaskan wilayah negara Zionis Israel. Dalam wawancara terbaru pekan ini, ia mengungkapkan impiannya menyaksikan negara yang meliputi Israel Raya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kepada i24bahwa dia merasa sedang menjalankan “misi bersejarah dan spiritual”. Ia juga mengatakan “sangat” terikat dengan visi Israel Raya, yang mencakup wilayah yang direncanakan untuk negara Palestina di masa depan dan juga wilayah yang merupakan bagian dari Yordania dan Mesir saat ini.