Mengungkap Motif 20 Senior Terduga Aniaya Prada Lucky Namo hingga Terbunuh

Prada Lucky Chepril Saputra Namo. (Foto: Istimewa)
Prada Lucky Chepril Saputra Namo. (Foto: Istimewa)
0 Komentar

MOTIF para senior yang diduga menganiaya Prada Lucky Cheptril Saputra Namo hingga terbunuh, sejauh ini masih diusut pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dugaan awal, motif para terduga pelaku itu berkaitan dengan pelatihan.

Lucky Cheptril Saputra Namo merupakan anggota TNI dengan Prajurit Dua (Prada) yang bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834 di Waka Nga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebagai tentara, Prada Lucky sebenarnya terbilang baru menjalankan dinas militer di Angkatan Darat, yakni terhitung sejak Juni 2025. Akan tetapi, pada 6 Agustus 2025 Prada Lucky meninggal dunia setelah beberapa hari mendapat perawatan intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Kematian Prada Lucky kemudian membuat gempar publik. Pasalnya, sebelum meninggal, Prada Lucky dibawa ke rumah sakit dengan luka tak biasa di sekujur tubuhnya. Tubuh Prada Lucky dipenuhi memar akibat benturan benda tumpul dan luka sayatan. Pada bagian lengan dan kakinya, terdapat luka bakar serupa luka sundutan bara rokok.

Ayah Prada Lucky, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, menyatakan bahwa penyebab kematian anaknya adalah penganiayaan yang dilakukan para seniornya. Ia juga mendorong aparat berwajib untuk mengusut tuntas kasus kematian anak itu.

Dugaan penganiayaan senior kepada junior di tubuh TNI kemudian dianggap mencoreng dunia militer. Kasus ini pun menyita perhatian publik yang menyoroti sistem pembinaan prajurit di lingkungan kerja yang selama ini terjadi di TNI.

Dugaan Motif Senior Aniaya Prada Lucky sampai Tewas Menurut TNI

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa motif terjadinya Prada Lucky yang diduga terjadi para seniornya di Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Waka Nga Mere.

Menurut Brigjen Wahyu, penyelidikan dan pemeriksaan para tersangka sejauh ini menunjukkan bahwa penganiayaan dilakukan atas dasar pembinaan. Hanya, untuk motifnya secara rinci, pihak TNI masih akan melakukan pemeriksaan terhadap anggota terduga pelaku.

“Saya sudah sampaikan, semua atas dasar pembinaan,” kata Wahyu di Center Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, pada Senin (11/8/2025).

Menurut Brigjen Wahyu, pembinaan kepada sesama personel TNI merupakan hal yang lumrah dalam keseharian prajurit TNI. Namun, kondisi prajurit yang menerima pembinaan bisa saja berbeda-beda antara satu sama lain, sehingga dapat menimbulkan dampak yang berbeda pula.

0 Komentar