Meskipun Maduro mengklaim bahwa ia memenangkan pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli 2024, pemerintah AS berpendapat bahwa ia gagal memberikan bukti yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.
“Amerika Serikat menolak mengakui Maduro sebagai pemenang pemilu 2024 dan tidak menganggapnya sebagai Presiden Venezuela,” demikian bunyi pernyataan resmi tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga menegaskan pendapat ini melalui unggahan di platform X. Ia menyatakan, “@StateDept dan @TheJusticeDept meningkatkan hadiah untuk penangkapan diktator Nicolas Maduro menjadi 50 juta dolar AS karena pelanggaran undang-undang narkotika AS.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Maduro adalah kepala Cartel de los Soles yang kejam, organisasi teroris narkotika yang telah menguasai Venezuela. Maduro HARUS diadili,” tulis Rubio.
Pernyataan ini menunjukkan sikap tegas AS terhadap situasi politik dan hukum yang terjadi di Venezuela.