LANGIT di atas Jalur Gaza kembali gelap, bukan karena awan, melainkan karena ancaman perang darat skala besar yang akan dilancarkan Israel. Sejumlah citra satelit yang beredar menunjukkan pergerakan pasukan dan peralatan militer Zionis di dekat perbatasan Gaza.
Sinyal ini begitu jelas, seolah Israel sudah tak sabar untuk melancarkan invasi baru dan merebut Jalur Gaza, sebuah langkah yang semakin mempertegas ambisi mereka untuk mencaplok wilayah Palestina.
Laporan dari NBC News pada Jumat (8/8/2025) menjadi bukti otentik. Berdasarkan analisis tiga pejabat dan satu mantan pejabat Amerika Serikat (AS), pergerakan militer Israel ini adalah persiapan matang untuk invasi darat. Formasi pasukan yang terlihat dari satelit bukan sekadar latihan, melainkan ancaman nyata yang siap diwujudkan kapan saja.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Manuver ini selaras dengan niat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang ingin merebut sepenuhnya Jalur Gaza.
Namun, di balik ambisi Netanyahu, ada drama internal yang menunjukkan perpecahan. Pada Jumat pagi, kabinet keamanan Israel mengeluarkan pernyataan yang terkesan mengoreksi ucapan Netanyahu. Mereka menyatakan bahwa Israel hanya akan mengambil alih Gaza City, bukan seluruh wilayah.
“IDF akan bersiap menguasai Gaza City sambil memberikan bantuan kemanusiaan bagi penduduk sipil di luar zona pertempuran,” demikian pernyataan militer.
Pernyataan ini terkesan licik, karena seolah-olah Israel peduli pada warga sipil, padahal di sisi lain mereka tetap bersikeras mencaplok Gaza City.
Rencana brutal Netanyahu ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB memperingatkan bahwa invasi ini berisiko menimbulkan ‘bencana’ kemanusiaan bagi warga sipil Palestina, sekaligus membahayakan keselamatan para sandera yang masih ditawan oleh Hamas.
Bahkan, tentangan juga datang dari internal militer Israel. Kepala Staf Militer Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, menjadi salah satu pihak yang menentang rencana pencaplokan total Gaza.
Menurut tiga sumber yang mengetahui jalannya pembahasan, Zamir menegaskan bahwa penaklukan penuh Gaza hanya akan menjebak militer Israel di dalam wilayah tersebut dan membahayakan nyawa para sandera.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Tentu saja, peringatan ini tidak dihiraukan. Israel, melalui manuver militer dan pernyataan kontradiktif, menunjukkan sikap keras kepala mereka. Alih-alih mencari solusi damai, mereka justru memilih jalan perang yang berpotensi membawa kehancuran dan menambah daftar panjang penderitaan rakyat Palestina.