JPU kemudian sempat bertanya tentang “buku dosa anestesi”. Kalika mengaku mengetahui adanya buku tersebut. “Saya tidak pernah melihat,” ujar Kalika ketika ditanya JPU tentang apa isi buku dosa anestesi.
Kalika kemudian mengaku tidak pernah masuk atau tercantum dalam buku dosa anestesi. Hal itu kemudian dicecar oleh JPU. “Saudari saksi tadi bilang tidak tahu. Lalu dari mana saksi tahu bahwa saksi tidak masuk buku dosa anestesi?” tanya JPU.
Kalika hanya termangu dan tak menjawab pertanyaan JPU. JPU kemudian menjelaskan buku dosa mencatat jenis-jenis kesalahan. “Ada tiga jenis kesalahan: fatal, wajar, dan aneh,” kata JPU.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Selanjutnya JPU mempertanyakan tentang iuran bulanan yang dikumpulkan ke bendahara angkatan untuk kas. Kalika mengakui turut menyetorkan iuran tersebut. “Saya mengumpulkan Rp20 juta per bulan,” ucap Kalika.
Dia menjelaskan, besaran iuran Rp20 juta per bulan merupakan hasil kesepakatan dengan teman-teman seangkatannya. Uang tersebut kemudian digunakan untuk kebutuhan rumah tangga PPDS Anestesia, termasuk memenuhi kebutuhan para senior.
Menanggapi pertanyaan JPU, Kalika mengakui bahwa salah satu kebutuhan mahasiswa senior yang harus disediakan junior adalah mobil. “Tapi karena saya bukan divisi transportasi, saya tidak tahu (detailnya). Tapi ada penyediaan mobil,” ujarnya.
Kalika mengungkapkan, mahasiswa-mahasiswa junior juga kerap diminta mengerjakan tugas-tugas akademik mahasiswa senior. Tugas tersebut diserahkan oleh senior satu tingkat, dalam konteks Kalika yakni Angkatan 76 PPDS Anestesia Undip. Namun sering kali Kalika tidak mengetahui tugas siapa yang dikerjakannya.
Kalika mengaku sering menyewa joki untuk mengerjakan tugas-tugas seniornya. Hal itu karena kepadatan aktivitasnya sebagai dokter residen anestesia telah menguras waktu dan fisiknya.
Biaya untuk membayar jasa joki diambil dari kas angkatan. “Semakin cepat (permintaan untuk menyelesaikan tugas), semakin mahal,” ujar Kalika.
“Kalau saya ada (menyewa) joki, saya akan kasih tahu ke (almarhumah) Risma, ‘Ada pengeluaran segini’. Nanti yang transfer Risma,” tambah Kalika. Almarhumah Aulia Risma memang menjadi bendahara Angkatan 77 PPDS Anestesia Undip.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
JPU kemudian sempat bertanya, apakah Kalika pernah bertanya atau berbincang dengan senior. Kalika menjawab bahwa perbincangan dengan mahasiswa senior biasanya berlangsung di kamar operasi.