Skandal Korupsi Paling Serius di Singapura Sejak 1980: Siapa Ong Beng Seng?

Ong Beng Seng. (singaporegp.sg)
Ong Beng Seng (singaporegp.sg)
0 Komentar

TAIPAN Singapura yang juga pemegang hak waralaba Grand Prix Formula One (F1) Singapura, Ong Beng Seng, mengaku bersalah karena menghalangi penyidikan dugaan korupsi yang melibatkan mantan Menteri Transportasi Singapura S. Iswaran. Pengadilan Singapura akan menjatuhi hukuman kepada Ong pada 15 Agustus 2025.

Skandal korupsi ini merupakan yang paling serius terjadi di Negeri Merlion sejak 1980. Terkuaknya kasus ini menguncang kepercayaan publik terhadap integritas para pejabat Singapura yang selama ini dianggap bersih.

Seperti dilansir dari Forbes, Ong Beng Seng dan istrinya, Christina Ong, merupakan salah satu pasangan paling berpengaruh di Singapura. Ong tercatat sebagai nomor 27 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Singapura pada 2024. Total kekayaan Ong Beng Seng mencapai USD 1,7 miliar.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Ong adalah Direktur Pelaksana Hotel Properties Ltd. yang terdaftar di bursa saham Singapura. Ia juga memegang hak waralaba untuk Grand Prix Formula One (F1) Singapura. Sementara Christina mengelola Como Hotels & Resorts, kerajaan ritel Club 21, dan produsen tas tangan Mulberry yang terdaftar di Bursa Efek London. Putri mereka, Melissa, adalah seorang direktur di Mojo Partners.

Ong adalah seorang pengusaha properti kelahiran Malaysia. Pria berusia 77 tahun ini membangun kerajaan bisnisnya, Hotel Properties Ltd., bermitra dengan unit perusahaan investasi milik negara Singapura, Temasek, membeli aset real estat raksasa media Singapore Press Holdings senilai USD 2,8 miliar pada 2022. Perusahaan ini memiliki Four Seasons Hotels & Resorts di Maladewa, Seychelles, dan Singapura.

Pada 2008, Ong adalah orang yang memboyong perlombaan mobil balap F1 di Singapura. Melalui Singapore GP Pte dan badan pariwisata Singapura, Ong berhasil memperpanjang hak waralaba pengelolaan F1 Singapura hingga 2028. Salah satu kunci penting dalam keberhasilan ini adalah Iswaran. Iswaran sudah dijatuhi hukuman penjara selama 12 bulan.

Pada 2024, Ong Beng Seng didakwa bersekongkol dalam kasus korupsi Iswaran. Kasus ini bukan pertama kalinya Ong terlibat dalam kontroversi seputar politisi dari partai berkuasa Singapura. Seperti dikutip dari Time, pada 1996, Wakil Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan ayahnya, Lee Kuan Yew, dibebaskan dalam penyelidikan atas tuduhan penyalahgunaan diskon yang diterima untuk empat apartemen mewah yang dibangun oleh Hotel Properties milik Ong.

0 Komentar