Hasil Studi Akademi Intelijen Nasional Turki-Dinas Intelijen MIT: Perang 12 Hari Pelajaran untuk Turki

Kantor pusat Badan Intelijen Nasional Turki, berlokasi di Ankara, Türkiye, 5 Januari 2020. (AYTAC UNAL / AA)
Kantor pusat Badan Intelijen Nasional Turki, berlokasi di Ankara, Türkiye, 5 Januari 2020. (AYTAC UNAL / AA)
0 Komentar

Studi itu mengatakan, perang antara Israel dan Iran memberikan pelajaran penting di bidang pertahanan sipil. Berkat sistem peringatan dini, tempat perlindungan yang luas, dan kesadaran publik, Israel tidak menderita kerugian manusia yang signifikan dari serangan rudal Iran.

Oleh karena itu, penelitian ini memperingatkan perlunya Turki untuk menerapkan sistem peringatan dini berskala besar, selain membangun tempat penampungan massal yang mudah diakses, terutama di kota-kota besar, dan mengamankan jaringan komunikasi.

Ketujuh, pentingnya koordinasi antara semua lembaga dan tingkat keamanan di Turki, mulai dari penjaga desa dan lingkungan hingga ke tingkat atas lembaga-lembaga ini, untuk membangun kedalaman intelijen di dalam negeri yang mencegah penetrasi seperti yang terjadi di Iran, yang membuatnya tampak seperti sebuah buku terbuka yang dapat dipilih oleh Israel kapan pun mereka mau.

Tiga skenario

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Bab ketiga dan terakhir menyajikan tiga skenario yang mungkin terjadi dalam hubungan masa depan antara Amerika Serikat dan Israel di satu sisi, dan Iran di sisi lain, dan bagaimana Turki harus menghadapi setiap skenario tersebut.

Pertama

Dimulainya kembali perundingan AS-Iran, dengan Teheran mempertahankan haknya untuk memperkaya uranium, tetapi dapat mengumumkan—sebagai bagian dari langkah membangun kepercayaan— penangguhan pengayaan selama lima tahun ke depan, sebuah kemenangan bagi Presiden AS Donald Trump selama masa jabatannya yang tersisa.

Skenario ini dianggap sebagai yang terbaik untuk Turki, karena akan menjaga rezim Iran tetap koheren, mencegahnya menjadi negara gagal, yang akan memiliki implikasi keamanan yang besar bagi negara-negara tetangga, terutama Turki.

Skenario ini juga akan memungkinkan Turki untuk memperkuat hubungan ekonominya dengan Iran dan meningkatkan pertukaran perdagangan antara kedua negara hingga 30 miliar dolar per tahun.

Kedua

Negosiasi gagal dan ketegangan terus berlanjut, namun tanpa AS melancarkan operasi militer baru secara sepihak atau bekerja sama dengan Israel, dan puas dengan hasil yang telah dicapai dalam perang 12 hari.

Dalam skenario ini, Turki akan menghadapi kesulitan ekonomi dan demografi yang besar, karena volume perdagangan antara kedua negara akan menurun, dan implementasi perjanjian antara kedua negara akan menghadapi kesulitan besar, terutama di bidang transfer energi.

0 Komentar