Trump Berikan 'Lampu Hijau' Pendudukan Jalur Gaza, Benjamin Netanyahu Putuskan Perluas Operasi Militer

PM Israel Benjamin Netanyahu mengaku didukung Trump untuk kuasai Gaza secara penuh. (Getty Images)
PM Israel Benjamin Netanyahu mengaku didukung Trump untuk kuasai Gaza secara penuh. (Getty Images)
0 Komentar

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk menduduki Jalur Gaza sepenuhnya dan memperluas operasi militer di wilayah tersebut. Hal tersebut dilaporkan oleh media Israel pada Senin 4 Agustus 2025 malam.

“Keputusan sudah bulat, kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya,” kata seorang pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu seperti dikutip oleh harian Yedioth Ahronoth, seperti dikutip Anadolu, Selasa 5 Agustus 2025.

“Akan ada operasi bahkan di wilayah-wilayah tempat para sandera ditawan. Jika kepala staf IDF (angkatan darat) tidak setuju, ia harus mengundurkan diri,” sebut laporan itu.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Channel 12 Israel mengatakan keputusan tersebut menandakan perubahan besar dalam strategi Israel di Gaza, dengan operasi sekarang diperkirakan akan dilakukan di wilayah padat penduduk, termasuk kamp-kamp pengungsi pusat.

Siaran publik KAN, mengutip para menteri Kabinet yang baru-baru ini berbicara dengan Netanyahu, mengatakan bahwa perdana menteri memutuskan untuk memperluas operasi militer di Gaza meskipun ada penolakan dari lembaga keamanan.

“Netanyahu dilaporkan menggunakan frasa ‘pendudukan Jalur Gaza’ untuk menggambarkan tujuan mengalahkan Hamas,” tambah penyiar tersebut.

Yedioth Ahronoth mengklaim bahwa Presiden AS Donald Trump telah memberi Netanyahu “lampu hijau” untuk melanjutkan serangan yang diperluas.

Menurut outlet tersebut, para pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu mengatakan: “Kami sedang menuju pendudukan penuh Jalur Gaza, termasuk operasi militer di wilayah-wilayah yang diyakini menjadi tempat para sandera ditawan.”

Secara terpisah, Channel 13 Israel melaporkan bahwa Kepala Staf Umum, Eyal Zamir, membatalkan rencana kunjungan ke Washington karena gagalnya perundingan gencatan senjata dan meningkatnya desakan untuk perluasan operasi militer.

Pada 29 Juli, Haaretz melaporkan bahwa Netanyahu telah menyampaikan kepada Kabinet Israel sebuah rencana yang disetujui AS untuk menduduki kembali sebagian wilayah Gaza.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Seorang pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada KAN pada Senin malam bahwa Israel telah “menolak” kesepakatan yang hampir rampung untuk pembebasan sebagian sandera, menuduh pemerintah Netanyahu dengan cepat meninggalkannya.

Sumber tersebut mengakui bahwa meskipun Hamas telah mengajukan beberapa persyaratan, “kesenjangannya dapat dijembatani – Israel menyia-nyiakan kesempatan itu.”

0 Komentar