Ekonomi Indonesia Tunjukkan Taring, BPS: Ungguli Malaysia, Singapura, Dan Thailand

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud. (Foto: YouTube BPS)
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud. (Foto: YouTube BPS)
0 Komentar

PEREKONOMIAN Indonesia kembali menunjukkan taringnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen (year-on-year/yoy), dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tembus Rp5.947 triliun.

Capaian ini bukan hanya melampaui ekspektasi pasar, tapi juga menjadi pertumbuhan tertinggi dalam dua tahun terakhir. Bahkan, Indonesia sukses menyalip pertumbuhan ekonomi beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 tercatat 5,12 persen secara tahunan dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 4,04 persen dibanding kuartal sebelumnya,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Jika dibandingkan dengan negara kawasan, Indonesia terbilang unggul. Malaysia, misalnya, hanya tumbuh 4,5 persen (yoy) menurut pembacaan awal. Sementara Singapura mencatat pertumbuhan 4,3 persen (yoy), sedikit naik dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,1 persen.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Singapura selama semester I 2025 tercatat sebesar 4,2 persen. Meski cukup solid, otoritas Negeri Singa tetap mewanti-wanti potensi risiko akibat ketidakpastian global, terutama terkait kebijakan tarif Amerika Serikat.

Adapun Thailand justru mencatat angka yang cukup jauh di bawah. Bank of Thailand memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II hanya menyentuh 2,3 persen (yoy).

Meski demikian, Indonesia masih harus mengejar Vietnam dan Filipina. Vietnam kembali tampil impresif dengan pertumbuhan 7,96 persen (yoy), tertinggi sejak kuartal III 2023.

Sedangkan Filipina diproyeksi mencetak pertumbuhan 5,5 persen, dengan data resmi akan dirilis pada 7 Agustus mendatang.

Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor ekonomi di Indonesia tumbuh positif. Empat sektor utama penyumbang PDB yakni industri pengolahan, pertanian, perdagangan, dan pertambangan, berkontribusi hingga 63,59 persen dari total PDB nasional.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) naik 6,99 persen, dan ekspor melonjak 10,67 persen.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Sayangnya, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi. Namun, kontributor terbesar pertumbuhan tetap berasal dari konsumsi rumah tangga, yakni sebesar 2,64 persen dari total pertumbuhan 5,12 persen.

Respon pasar pun positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melesat ke zona hijau, menembus level tertinggi di 7.541,35, dengan titik terendah di 7.463,05. Sementara kurs rupiah juga ikut menguat tipis 0,03 persen, ke level Rp16.385 per dolar AS.

0 Komentar