Beginilah Kisah Pilot F-16 Marsma Fajar Cegat 5 Pesawat Tempur F-18 Hornet Amerika Serikat di Laut Jawa

Ilustrasi pesawat tempur F-16 TNI AU mencegat pesawat asing yang masuk wilayah udara RI. (Puspen TNI)
Ilustrasi pesawat tempur F-16 TNI AU mencegat pesawat asing yang masuk wilayah udara RI. (Puspen TNI)
0 Komentar

Dalam pengamatan, terlihat banyak aktivitas udara yang terjadi di sekitar kapal induk USS Carl Vinson, termasuk lepas landasnya helikopter dan pesawat udara lainnya.

Selain itu, pesawat patroli maritim Indonesia, yaitu Boeing 737, selalu berada dalam pengawasan dua pesawat Hornet saat melakukan pengamatan terhadap gugus tugas tersebut.

Insiden ini memicu berbagai reaksi di kalangan masyarakat, di mana para pengamat internasional menganggap bahwa Amerika telah melanggar kedaulatan wilayah dan mengganggu penerbangan komersial.

Jubir kedutaan besar AS membantah

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Di sisi lain, Stanley Harsha, juru bicara Kedutaan Besar Amerika di Indonesia, percaya bahwa pihaknya tidak melakukan pelanggaran apapun.

Mereka merasa telah memberikan informasi sebelumnya, meskipun TNI mengklaim bahwa informasi itu belum diterima. Sebagai langkah resmi, pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar Amerika untuk Indonesia, Ralph L. Boyce.

Hasil pertemuan tersebut adalah Amerika berkomitmen untuk tidak melakukan tindakan serupa tanpa izin resmi dari pihak Indonesia.

Kisah heroik ini menggambarkan perjalanan mendiang Marsma TNI Fajar Adrianto, sosok yang dikenang karena keceriaannya dan meninggalkan warisan berharga bagi TNI AU serta bagi sejarah Indonesia, negara yang sangat dicintainya.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana, menjelaskan tentang Fajar, menekankan dedikasinya yang tinggi dan perannya yang signifikan dalam sejarah TNI AU.

“(Marsma TNI Fajar Adrianto) pernah terlibat dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” ungkap I Nyoman Suadnyana dalam sebuah keterangan tertulis.

Fajar adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan merupakan penerbang tempur F-16 dengan panggilan ‘Red Wolf’.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Dalam perjalanan karirnya, ia telah mengemban berbagai posisi strategis, termasuk sebagai Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan yang terakhir sebagai Kapoksahli Kodiklatau.

Jejak karirnya yang cemerlang mencerminkan dedikasi dan komitmennya terhadap TNI AU dan bangsa Indonesia.

Marsma Fajar mengalami kecelakaan

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma I Nyoman Suadnyana, memberikan penjelasan mengenai kronologi insiden jatuhnya pesawat latih di Bogor yang mengakibatkan tewasnya Fajar.

0 Komentar