RIBUAN masyarakat berkumpul di Monas, Jakarta Pusat turun menyerukan aksi solidaritas untuk menyelamatkan rakyat Palestina dari pembantaian dan kelaparan massal.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian bangsa Indonesia terhadap penderitaan rakyat Palestina yang berkepanjangan.
Agresi brutal tanpa henti hingga blokade berkepanjangan yang dilakukan oleh Zionis Israel menumbuhkan rasa empati bagi seluruh warga dunia. Masyrakat Indonesia menyoroti tindakan tersebut dan mengecam genosida yang dilakukan Israel.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Massa aksi akbar selamatkan Gaza ini telah berkumpul di Monas sejak pukul enam pagi. Mereka datang dengan menggunakan atribut berupa pakaian serba putih dan membawa simbol-simbol dukungan Palestina sebagai bentuk solidaritas.
Terdapat dua seruan utama yang diusung dalam aksi ini yaitu kutukan keras warga Indonesia terhadap agresi Zionis Israel serta seruan pembukaan blokade untuk masuknya bantuan kemanusiaan.
Peningkatan jumlah kematian akiba agresi hingga kelaparan di Gaza menjadi fokus utama warga Indonesia. Genosida tersebut harus segera dihentikan agar tidak ada lagi nyawa yang melayang.
Aksi akbar ini diisi dengan orasi kemanusiaan, doa bersama, pembacaan sikap hingga penggalangan dana untuk rakyat Gaza, Palestina. Selain itu, sejumlah masyarakat juga tampak membawa peralatan masak yang dibunyikan sebagai simbol perlawanan atas kelaparan yang menimpa rakyat Palestina.
Diketahui Indonesia akan mengirimkan 10.000 ton beras, sebanyak 60 truk berisi 553 ton beras dan tepung serta 200.000 paket bahan makanan telah dikirimkan. Namun, akibat blokade Israel paket makanan tersebut masih tertahan di perbatasan Palestina dan Yordania tepatnya di King Hussein Bridge.
Aksi akbar ini dilakukan sebagai bentuk tekanan moral bagi dunia internasional agar tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah nyata untuk mendesak Israel menghentikan genosida dan membuka blokade terhadap akses jalur distribusi bantuan terutama jalur darat.