Hamas Tolak Gencatan Senjata hingga Negara Palestina Terbentuk dengan Yerusalem Ibu Kotanya

Hamas
Hamas
0 Komentar

PADA hari Sabtu (2/8/2025), Hamas menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan senjata sampai sebuah Negara Palestina yang merdeka terbentuk.

Dalam pernyataan yang dilansir oleh CNA, faksi militan Palestina tersebut mengungkapkan, “Perlawanan bersenjata … tidak dapat ditinggalkan kecuali melalui pemulihan penuh hak-hak nasional kami, yang terutama adalah pendirian Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”

Upaya negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari di Gaza serta pembebasan sandera telah menemui jalan buntu pada pekan lalu.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Di sisi lain, pada Selasa (29/7), Qatar dan Mesir sebagai mediator gencatan senjata mendukung pernyataan dari Prancis dan Arab Saudi yang merinci langkah-langkah menuju solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa Hamas harus menyerahkan senjatanya kepada Otoritas Palestina yang didukung oleh Barat.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menilai bahwa pembentukan Negara Palestina merdeka di masa depan akan menjadi platform untuk menghancurkan Israel. Dia menekankan bahwa alasan tersebut membuat kendali keamanan atas wilayah Palestina harus tetap dipegang oleh Israel.

Netanyahu juga mengkritik beberapa negara seperti Inggris dan Kanada yang berencana mengakui Negara Palestina sebagai respons terhadap kehancuran yang terjadi di Gaza akibat serangan dan blokade Israel, menyebut langkah tersebut sebagai “pembenaran terhadap aksi Hamas.”

Perang terbaru di Gaza dimulai ketika militan Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut mengakibatkan 1.200 orang tewas, sementara 251 lainnya diculik ke Gaza.

Serangan balasan Israel pada hari yang sama menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut, menyebabkan lebih dari 60.000 warga Palestina tewas dan memicu bencana kemanusiaan.

Setelah pembicaraan terakhir antara Israel dan Hamas berakhir tanpa hasil, kedua pihak saling menyalahkan dengan masih adanya perbedaan yang menghambat, termasuk masalah penarikan pasukan Israel dari Gaza.

0 Komentar