THE Washington Post menerbitkan nama dan usia 18.500 anak Palestina yang telah wafat di Gaza sejak 7 Oktober 2023, hampir 22 bulan yang lalu.
The Washington Post mengambil angka tersebut dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Mereka mengandalkan catatan rumah sakit dan kamar mayat, laporan terverifikasi dari keluarga korban, dan media tepercaya untuk mendokumentasikan setiap kematian.
Kementerian Kesehatan Gaza juga menyajikan nomor identitas setiap warga Palestina yang dilaporkan wafat oleh serangan Israel.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pemerintah Israel menilai Kementerian Kesehatan Gaza sebagai bagian dari Hamas dan menyebut data yang mereka sampaikan sebagai propaganda yang tidak dapat dipercaya. Namun, Israel belum memberikan angka alternatif untuk jumlah kematian warga sipil, selain menyebut sekitar 20.000 orang wafat berdasarkan data operasi militer hingga Januari lalu.
Sementara, Hamas mengatakan total 60.000 warga Palestina telah wafat akibat serangan Israel.
“Beberapa wafat di tempat tidur mereka. Lainnya, saat bermain. Banyak yang dikubur sebelum mereka belajar berjalan. Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak, menurut Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF),” tulis The Washington Post, dikutip dari laman The Times of Israel, Sabtu (2/8/2025).
Laporan tersebut mencakup anak-anak berusia hingga 17 tahun. Perincian angka-angka tersebut menunjukkan bahwa 915 anak Palestina terdokumentasi wafat sebelum ulang tahun pertama mereka.
Setiap tahun antara usia 0 dan 12 tahun terdapat setidaknya 800 anak yang wafat. Terdapat sekitar 1.000 anak yang wafat untuk setiap tahun antara usia 13 dan 17 tahun.
Diberitakan Khaama Press, Sabtu (2/8/2025), UNICEF menggambarkan Gaza sebagai tempat paling berbahaya bagi anak-anak. Tercatat jumlah kematian harian setara dengan satu ruang kelas yang musnah setiap harinya.
Kisah-kisah pribadi dalam laporan yang merenggut nyawa anak-anak di Gaza, menghidupkan kembali angka-angka tersebut. Aylool Qoud, seorang gadis muda, dikenal karena kebaikannya. Sementara Moien Shuheiber yang berusia enam tahun bercita-cita menjadi seorang dokter.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Kementerian Kesehatan Gaza menyusun daftar tersebut menggunakan catatan dari rumah sakit, kamar mayat, dan keluarga. Sebuah studi Lancet memperingatkan jumlah korban sebenarnya bisa lebih tinggi lagi.
Para pejabat Israel menanggapi operasi militer mereka menargetkan Hamas dan mematuhi hukum internasional, tetapi kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) berpendapat serangan semacam itu tidak dapat membenarkan pembunuhan begitu banyak warga sipil.