Ini bukan kali pertama media Israel mengklaim ada kesepakatan dengan Indonesia terkait relokasi penduduk Gaza. Maret lalu, media Israel melaporkan 100 warga Palestina dari Gaza akan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk bekerja di sektor konstruksi sebagai bagian dari program percontohan migrasi sukarela.
Program ini mengikuti diskusi dengan Pemerintah Indonesia, meskipun tidak adanya hubungan diplomatik formal antara Israel dan Indonesia. Membangun saluran komunikasi antara kedua negara diperlukan untuk melaksanakan inisiatif tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah Soemirat Maret lalu menegaskan, Indonesia tidak pernah membahas apalagi membuat kesepakatan pemindahan warga Gaza ke Tanah Air.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak manapun ataupun mendengar informasi tentang rencana pemindahan warga Gaza ke Indonesia yg disebut oleh beberapa media asing,” kata Jubir Kemlu RI Ketika itu.
“Dapat kami tegaskan bahwa tidak ada pembahasan apalagi kesepakatan antara Indonesia dengan pihak manapun mengenai hal tersebut,” tegas diplomat yang akrab disapa Roy tersebut.
Di bulan yang sama, Roy menegaskan penolakan Indonesia terhadap berbagai ide relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza. Sementara pada Februari, Roy menegaskan segala upaya pemindahan warga Gaza tidak dapat diterima.
Sedangkan pada Bulan Januari, Roy mengatakan Pemerintah Indonesia tidak pernah mendapatkan informasi apa pun mengenai rencana pemindahan sementara warga Jalur Gaza ke Indonesia, menyusul laporan NBC News melaporkan seorang pejabat transisi yang memiliki pengetahuan langsung tentang proses gencatan senjata Hamas – Israel di Jalur Gaza menyebut, Indonesia menjadi salah satu lokasi yang dibahas untuk menjadi tujuan relokasi sementara warga Palestina.
Itu dikatakan terkait dengan bagaimana membangun kembali wilayah kantong Palestina itu serta ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara.
Ide itu diutarakan Presiden AS Donald Trump terkait rencana untuk membersihkan Jalur Gaza dan memukimkan kembali warga wilayah kantong Palestina itu di Yordania dan Mesir. Usulan tersebut muncul sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari lalu.