PROTES anti-pemerintah dengan perkiraan 10.000 peserta yang diselenggarakan oleh aliansi sipil patriotik Thailand, United Front to Defend Thai Sovereignty, dimulai pada Sabtu di Lapangan Monumen Kemenangan, Bangkok, lapor saluran berita The Reporters.
“Aksi ini diperkirakan dapat menarik hingga 10.000 peserta sepanjang hari,” kata Komisaris Kepolisian Metropolitan Bangkok, Sayam Boonsom, kepada wartawan.
Aksi protes yang telah mendapatkan izin resmi itu dimulai pukul 12.00 siang waktu setempat, tetapi panggung utama di Monumen Kemenangan telah dibuka sejak pukul 10.00 pagi karena massa mulai berdatangan lebih awal, menurut laporan media tersebut.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Para pemimpin aksi menyampaikan tiga tuntutan, yakni pengunduran diri segera Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, yang sedang diberhentikan sementara dari jabatannya menunggu putusan Mahkamah Konstitusi atas dugaan pelanggaran terhadap etika konstitusi.
Tuntutan kedua adalah penarikan semua partai dalam koalisi pemerintahan saat ini dan tuntutan kedua terkait komitmen dari pemerintah Thailand untuk secara tegas membela kedaulatan nasional.
“Sejauh ini situasi di lokasi aksi masih kondusif dan para pengunjuk rasa bekerja sama dengan polisi untuk memastikan akses menuju dua rumah sakit yang berada di dekat Monumen Kemenangan tidak terhalang,” kata Komisaris Kepolisian Metropolitan, Sayam.
Kepala polisi itu juga menambahkan bahwa dari 2.000 personel polisi telah dikerahkan di kawasan tersebut.
Para demonstran menuduh pemerintah kurang tegas dalam mempertahankan kedaulatan Thailand dari dugaan pelanggaran wilayah oleh negara tetangga, Kamboja.
Pada 28 Juli, kedua negara telah sepakat melakukan gencatan senjata setelah lima hari bentrokan bersenjata di sepanjang perbatasan.
Aksi protes pada Sabtu ini merupakan unjuk rasa kedua yang digelar oleh United Front to Defend Thai Sovereignty melawan pemerintahan Shinawatra. Aksi pertama terjadi pada 29 Juni di lokasi yang sama dan dihadiri lebih dari 6.000 orang.