Donald Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir Amerika Serikat Usai Pernyataan Provokatif Medvedev

Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Jumat (1/8).
Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Jumat (1/8).
0 Komentar

DONALD Trump telah mengerahkan kapal selam nuklir milik Amerika Serikat (AS) ke lokasi-lokasi strategis yang dianggap penting setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan pernyataan yang dianggap sangat provokatif.

Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, sebelumnya menyebut ultimatum Trump untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia sebagai sebuah ancaman yang dapat mengarah pada perang.

“Saya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di wilayah strategis, untuk berjaga-jaga kalau pernyataan bodoh dan provokatif ini bukan sekadar omong kosong,” kata Trump melalui platform media sosial Truth Social pada Jumat (1/8).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dia juga menekankan bahwa “Kata-kata sangat penting dan sering kali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Saya harap ini bukan salah satu dari kejadian seperti itu.”

Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jenis kapal selam yang dimaksud, apakah kapal selam bertenaga nuklir atau yang dipersenjatai dengan senjata nuklir.

Saat ditanya oleh wartawan mengenai alasan pemindahan kapal selam tersebut, Trump menjawab, seperti dilansir The Guardian, “Sebuah ancaman telah dilontarkan oleh mantan presiden Rusia dan kami akan melindungi rakyat kami.”

Di awal pekan ini, Medvedev juga menanggapi keputusan Trump yang memperpendek tenggat waktu bagi Rusia untuk menunjukkan kemajuan menuju perdamaian dengan Ukraina, dari 50 hari menjadi hanya 10 hari. Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi dan hukuman finansial lainnya jika Rusia tidak mematuhi ketentuan tersebut.

“Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia: 50 hari atau 10,” tulis Medvedev di platform media sosial X.

“Dia seharusnya ingat dua hal: 1. Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah sebuah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, namun dengan negaranya sendiri.”

Medvedev juga menambahkan, “Jangan meniru jalan Sleepy Joe!” merujuk pada mantan presiden AS Joe Biden.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

Awalnya, Trump memberikan tenggat waktu 50 hari kepada Rusia, yang dimulai sekitar pertengahan Juli, untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina atau menghadapi konsekuensi. Namun, pada Senin (28/7), dia memperpendek tenggat waktu tersebut menjadi 10 hingga 12 hari.

0 Komentar