Puncak Musim Kemarau Bulan Agustus 2025 di Sumatra dan Kalimantan

Puncak Musim Kemarau Bulan Agustus 2025 di Sumatra dan Kalimantan
0 Komentar

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan pernyataan bahwa sebagian besar daerah di Indonesia akan menghadapi puncak musim kemarau pada Agustus 2025.

Wilayah yang paling terpengaruh adalah Sumatra dan Kalimantan, dengan fokus utama pada provinsi Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Walaupun Indonesia akan mengalami kondisi La Nina (kemarau basah) hingga bulan Mei 2025, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap tinggi, khususnya di daerah yang memiliki vegetasi kering dan lahan gambut.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Hal ini disampaikan pada Bimbingan Teknis Media Handling Komunikasi Krisis Isu Kebakaran Hutan dan Lahan yang diadakan di Palembang oleh pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital.

Urgensi penanganan karhutla semakin meningkat, terutama terkait dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan. Sudirman, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumatra Selatan, mengungkapkan pentingnya tindakan mitigasi yang dilakukan di awal musim kemarau.

“Mitigasi awal, di awal musim kemarau, diperlukan dengan melaksanakan sosialisasi baik ke media sosial, dan lokasi-lokasi di rawan bencana,” tambah Sudirman dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7).

Dengan luas Provinsi Sumsel yang mencapai 8,37 juta hektar, sekitar 1,27 juta hektar di antaranya adalah lahan gambut.

Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran yang dapat terjadi di musim kemarau. Kesadaran akan risiko ini harus ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ada.

Pengolahan lahan baru

Nurhadi, Pengendali Ekosistem Hutan Madya di Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatra, mengungkapkan bahwa selain musim kemarau, pembukaan lahan secara sembarangan juga berkontribusi terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ia menekankan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting dalam mendukung upaya Manggala Agni yang berada di garis depan dalam pemadaman karhutla. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan tidak menggunakan api untuk membersihkan lahan.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

“Laporkan apabila sulit ditanggulangi, baik kepada pemadam kebakaran dan Manggala Agni. Libatkan masyarakat melalui masyarakat peduli api. Terakhir, lindungi sumber-sumber air khususnya saat kemarau melalui pembuatan sekat kanal atau embung,” papar Nurhadi.

0 Komentar