Buku-buku teks menyoroti ‘hubungan harmonis Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi’ menggunakan contoh-contoh seperti Piagam Madinah untuk mengajarkan rasa hormat dan hidup berdampingan secara damai.
Buku-buku teks Kristen juga menunjukkan kemajuan, menggambarkan Yesus sebagai seorang Yahudi dan menekankan bahwa kaum Yahudi tidak boleh disalahkan secara kolektif atas kematiannya.
Yang krusial, tulis laporan itu, konten yang mempromosikan stereotip antisemitisme terhadap orang Yahudi sebagai “rakus, penipu, atau tidak jujur” telah dihapus, termasuk bagian tentang kejujuran yang melibatkan orang Yahudi menggunakan uang palsu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pun konten yang menyatakan orang Yahudi memprioritaskan uang dalam pernikahan putri mereka, dan kisah seorang Yahudi yang meludahi Nabi Muhammad demi uang.
Mengenai Holocaust, kata laporan tersebut, hal itu hampir tidak diajarkan, bahkan mungkin tidak sama sekali. Holocaust ‘tidak diajarkan’ tetapi disinggung dalam buku teks Kelas 12 yang secara singkat menyebutkan kebencian Nazi terhadap orang Yahudi sebagai pelanggaran hak asasi manusia serius, tanpa referensi eksplisit atau konteks yang jelas.
Isu-isu internasional, termasuk konflik Israel-Palestina, tidak digambarkan seperti sebelumnya. Kurikulum sekarang dinilai juga mengajarkan dan menekankan lebih banyak interpretasi jihad tanpa kekerasan.
Sebuah buku teks Kelas 10 mengklarifikasi bahwa jihad bukan hanya tentang “mengangkat senjata di medan perang atau permusuhan ekstrem, tetapi juga tentang “mempromosikan kebaikan dan mencegah keburukan dan perlakuan etis terhadap non-Muslim.