Junta Militer Myanmar Resmi Akhiri Status Darurat: Menuju Sistem Demokrasi Multipartai

Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun a
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Kamis, 31 Juli 2025. (Antara)
0 Komentar

Para pengamat politik memprediksi bahwa Min Aung Hlaing kemungkinan besar akan mempertahankan kekuasaan. Hal ini bisa terjadi baik dengan tetap menjadi presiden atau sebagai kepala militer. Kondisi ini akan semakin mengukuhkan peran kepemimpinannya di Myanmar.

Tantangan Logistik dan Keamanan Pemilu

Persiapan pemilu di Myanmar juga dihadapkan pada tantangan logistik yang signifikan. Sensus penduduk yang diadakan tahun lalu sebagai bagian dari persiapan pemilu gagal mengumpulkan data. Sekitar 19 juta dari 51 juta penduduk negara itu tidak terdata.

Hasil sementara sensus menyebutkan “kendala keamanan yang signifikan” sebagai salah satu alasan utama kegagalan tersebut. Ini menunjukkan keterbatasan jangkauan pemilu di tengah perang saudara. Validitas dan representasi pemilu menjadi sangat dipertanyakan.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Kondisi ini menyiratkan bahwa sebagian besar wilayah Myanmar tidak dalam kondisi aman. Penyelenggaraan pemilu yang komprehensif dan adil menjadi sulit tercapai. Keterbatasan akses dan konflik bersenjata menghambat proses demokratis yang sesungguhnya.

0 Komentar