“Kenapa yang dulu-dulu tidak berani melakukan ini, karena masalah popularitas,” sindir Jokowi saat itu.
Jokowi mengaku sudah banyak diingatkan jika menerapkan kebijakan pengalihan subsidi BBM dari konsumtif ke produktif maka popularitasnya akan jatuh. Namun, Jokowi tak menghiraukannya.
“Tapi, saya sampaikan bahwa itu risiko sebuah keputusan,” tegas Jokowi.
SBY tak mau disalahkan begitu saja. Dia membalas dan meminta kepada Jokowi untuk tetap fokus memimpin pemerintahan tanpa harus menyalahkan pemerintahan sebelumnya.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
“Fokus saja kepada Pak Jokowi, dan tidak perlu lagi menyalahkan pemerintahan pendahulunya, termasuk kepemimpinan saya dulu,” kata SBY.
SBY berharap agar pemerintahan Jokowi- JK bisa melanjutkan hal-hal yang belum sempat selesai pada masa pemerintahannya, dan memperbaiki hal-hal lainnya yang belum sempurna untuk kebaikan dan kepentingan bangsa Indonesia.
Mesra di Istana negara
Sehari sebelum keluar dari Istana Negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kedatangan presiden terpilih Joko Widodo ( Jokowi). Keduanya, jalan-jalan keliling Istana untuk memperkenalkan sejumlah fungsi ruang yang ada di Istana.
SBY menyambut kedatangan Jokowi sekitar Pukul 15.50 WIB. Kemudian keduanya, didampingi sejumlah menteri SBY, seperti Chairul Tanjung, Mari Elka Pangestu, Djoko Suyanto, Sjafrie Sjamsoeddin dan Sudi Silalahi menemani Jokowi keliling Istana.SBY dan Jokowi berkunjung ke Istana negara, kemudian lanjut ke ruang rapat paripurna di Istana. Di tempat ini, SBY bersama menteri melakukan rapat paripurna.
“Ini biasa kami mengadakan rapat paripurna. Di sini bisa ditampilkan peta Indonesia. Kalau misalkan ada bencana, Mentawai misalnya bisa ditampilkan,” kata SBY di Istana Negara, Jakarta, Minggu (19/10).
Pada kesempatan ini, Menko Ekonomi era SBY, Chairul Tanjung juga menjelaskan kepada Jokowi apa fungsi ruang paripurna. Salah satunya, melihat bencana.
“Ini jadi bisa kayak google gitu. Kalau ada bencana, atau kejadian, bisa ditentukan posisinya di mana. Pakai google earth,” sambung Chairul.
Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda
Selanjutnya, Jokowi yang ditemani Tim Transisi, Andi Widjajanto dan Rini Soemarno bertolak ke Kantor presiden. Di sini SBY menjelaskan bahwa rapat terbatas dilakukan di tempat ini. Tak berselang lama, rombongan bertolak keluar. Saat mengitari Istana yang ada taman kecil, SBY berpesan kepada Jokowi.