Pandangan Sri Mulyani Terkait Menguatnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani bersama Wakil Menteri Keuanan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono di kompleks
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani bersama Wakil Menteri Keuanan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/7/2025). (Foto: ANTARA/Andi Firdaus/aa).
0 Komentar

MENGUATNYA nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS, ternyata bukan karena pamor mata uang Amerika Serikat (AS) itu, mulai luntur. Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani punya pandangan begini.

Dia menyebut, aliran modal masuk ke Indonesia atau capital inflow, tetap terjaga. Hal ini menciptakan persepsi positif investor terhadap fundamental perekonomian Indonesia. Selain itu, kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yan wajib ‘parkir’ di Indonesia, turut membuat rupiah semakin berotot.

“Tren penguatan rupiah didukung aliran modal masuk yang terjaga serta persepsi positif investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. Konversi valuta asing (valas) ke rupiah oleh eksportir pasca penerapan kebijakan penguatan DHE SDA juga turut mendukung apresiasi nilai tukar rupiah,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah di pasar off shore non-deliverable forward (NDF) sempat mengalami tekanan tinggi akibat ketidakpastian ekonomi global pada awal kuartal II-2025. Untuk merespons kondisi itu, Bank Indonesia (BI) mengintervensi pasar valas, termasuk di pasar off shore NDF, secara berkesinambungan.

Pada 30 Juni 2025, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp16.235 per dolar AS, menguat tajam dibandingkan posisi rupiah yang sempat melemah hingga Rp16.865 per dolar AS pada April 2025 ketika tarif resiprokal AS diumumkan. Sedangkan per 25 Juli 2025, rupiah bergerak relatif stabil di level Rp16.315 per dolar AS.

Sri Mulyani menyebutkan, tren penguatan nilai tukar rupiah merupakan hasil konsistensi kebijakan stabilisasi oleh BI di tengah masih tingginya ketidakpastian global. “Ke depan, nilai tukar diperkirakan stabil didukung oleh komitmen BI,” ujar Sri Mulyani. Diberitakan sebelumnya, Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat seiring harapan kesepakatan tarif ke depan menyusul perjanjian antara Uni Eropa (UE) dengan Amerika Serikat (AS).

“Namun, penguatan mungkin terbatas dan juga ada potensi berbalik melemah mengingat pekan ini investor mengantisipasi sikap hawkish The Fed dalam FOMC (Federal Open Market Committee),” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

0 Komentar