Mahasiswa UGM Sebut Polemik Ijazah Jokowi Semakin Liar, Kagama Cirebon Tegaskan Literasi Politik

Diskudi antara Mahasiswa dengan Alumni UGM di Cirebon.
Diskudi antara Mahasiswa dengan Alumni UGM di Cirebon.
0 Komentar

POLEMIK mengenai keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai semakin liar dan tidak produktif.

Kritik ini disampaikan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Cirebon yang menilai bahwa polemik tersebut telah mengalihkan perhatian publik dari isu-isu penting yang lebih berdampak langsung terhadap masyarakat.

Mahasiswa UGM angkatan 2023, Faiz Wildan, menyayangkan polemik tersebut terus dibesar-besarkan di ruang publik.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

Menurutnya, sebagai mahasiswa yang dituntut untuk berpikir kritis, isu ijazah Presiden Jokowi tidak memberikan manfaat konkret bagi perbaikan kebijakan maupun kehidupan masyarakat.

“Saya sebagai mahasiswa tentu mengajak masyarakat untuk menggunakan pola pikir yang sama. Isu ijazah Jokowi itu tidak ada manfaatnya, tidak bisa membatalkan kebijakan yang sudah ada. Lebih baik kita soroti isu-isu yang benar-benar menyentuh masyarakat,” ujar Faiz.

Faiz menambahkan bahwa masih banyak isu lain yang seharusnya menjadi fokus utama, seperti pengangguran, inflasi, dan ketimpangan sosial.

Ia berharap masyarakat dapat mengarahkan perhatian pada permasalahan yang benar-benar membutuhkan penyelesaian konkret.

Sementara itu, Ketua Kagama Cirebon, Heru Subagia mengaku telah menerima sejumlah mahasiswa UGM yang datang secara khusus untuk berdiskusi mengenai isu politik nasional, termasuk polemik ijazah Jokowi. Dalam diskusi tersebut, para mahasiswa menyampaikan bahwa isu tersebut tidak memiliki urgensi bagi kehidupan kampus maupun masyarakat umum.

“Mereka sepakat bahwa isu ijazah Jokowi tidak berdampak langsung terhadap kegiatan akademik atau kepentingan publik secara umum. Justru mereka menantang masyarakat untuk berpikir, sejauh mana polemik ini relevan bagi bangsa ini?” kata Heru.

Menurut Heru, mahasiswa justru berharap diskursus politik di Indonesia bisa diarahkan pada peningkatan literasi politik dan pembahasan isu-isu prioritas yang menyentuh kehidupan rakyat, seperti masalah ekonomi, pengangguran, dan kesejahteraan sosial.

Baca Juga:Sekjen DPR Sebut Terima Surat Forum Purnawirawan TNI soal Pemakzulan Gibran: Kami Teruskan ke PimpinanKetua Koperasi Al- Azariyah dan Pengawas Operasional Tersangka Insiden Longsor Tambang Galian C Gunung Kuda

“Saya melihat keberanian Adik-adik mahasiswa UGM berani dan jujur mengatakan fakta dan realita baru bahwa meraka tidak perlu bicara banyak ijazah jokowi bahkan mahasiswa menantang balik ke masyarakat untuk mempertanyakan kembali urgensi membicarakan ijazah Jokowi “

Heru juga menekankan pentingnya ruang diskusi yang sehat dan produktif agar masyarakat tidak terjebak dalam isu-isu yang hanya bersifat sensasional tanpa memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa.

0 Komentar