Dulu Terlibat Pembentukan Negara Israel, Kini Inggris Resmi Dukung Palestina di Masa Depan

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer
0 Komentar

PEMERINTAH Inggris mendukung pengakuan resmi atas negara Palestina di masa depan. Meski demikian, Inggris yang juga terlibat dalam pembentukan negara Israel di masa lalu itu mengatakan, prioritas utama saat ini adalah meringankan penderitaan di Gaza dan memastikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Pemerintah Inggris secara berturut-turut telah menyatakan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada waktu yang tepat, tanpa pernah menetapkan jadwal atau spesifikasi kondisi untuk hal tersebut.

“Kami menginginkan kedaulatan Palestina, kami mendambakannya, dan kami ingin memastikan kondisi yang memungkinkan solusi politik jangka panjang semacam itu dapat berkembang,” kata Menteri Sains dan Teknologi Inggris, Peter Kyle kepada Sky News, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

“Tapi saat ini, hari ini, kita harus fokus pada apa yang dapat meringankan penderitaan yang ekstrem dan tidak beralasan di Gaza harus menjadi prioritas kita hari ini,” ujar dia, dikutip dari laman Gulf Today, Jumat (25/7)

Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis berencana mengakui negara Palestina pada September 2025 di Sidang Umum PBB. Rencana Prancis mendapat kecaman keras dari Israel dan Amerika Serikat (AS). Dua negara utama di balik terjadinya aksi genosida di Gaza.

Dalam pernyataannya pada Kamis, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan bahwa kedaulatan adalah hak yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina. Dia mengulang seruannya untuk gencatan senjata sebagai langkah yang diperlukan menuju tercapainya solusi dua negara.

Selama kunjungannya ke Australia, Menteri Luar Negeri David Lammy mengulang seruan gencatan senjata Starmer dan menggambarkan situasi di Gaza, tidak dapat dibenarkan. Pihak yang menangani kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 100 orang wafat akibat kelaparan, sebagian besar syahid dalam beberapa pekan terakhir.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) menyatakan kelaparan massal semakin meluas di Gaza. Sementara itu, berton-ton makanan dan pasokan lain tetap tak tersentuh di luar wilayah Gaza akibat dihadang Israel.

Aljazeera melaporkan, genosida yang dilakukan Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 59.587 orang dan melukai 143.498 orang, sebagian banyak wanita dan anak-anak.

0 Komentar